Ada Fenomena Hotel di Mekkah Penuh, Umrah RI Terganggu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelenggara Haji dan Umroh tengah kesulitan dapat kamar hotel di Mekkah dan Madinah, Arab Saudi. Bahkan jika adapun harganya melonjak hingga 300%.
Ketua Umum DPP Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Firman M Nur menjelaskan meski banyak hotel yang penuh, namun belum ada penundaan keberangkatan hingga pembatalan sampai saat ini.
"Sampai saat ini semua berjalan sesuai rencana, hanya saja ada perubahan akomodasi akibat fully booked-nya dari hotel yang sudah dijanjikan," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/1/2023).
Dia juga menjelaskan terkait dengan perpindahan hotel maupun penyesuaian harga kamar sudah dibicarakan dengan calon jemaah, dan belum menjadi persoalan. Meski dia belum mau membeberkan berapa tambahan yang harus dibayar jamaah jika ada penambahan biaya.
"Semuanya dibicarakan ke jamaah sebelum keberangkatan," jelasnya.
Melansir surat edaran yang diberikan Amphuri, ini merupakan kali pertama dalam sejarah hotel di Mekkah dan Madinah sulit didapatkan. Diprediksikan kondisi ini terus berlangsung hingga awal tahun 2023 ini.
"Kondisi tersebut telah berlangsung sejak November 2022 dan diperkirakan durasi high season akan terus berlanjut sampai Januari 2023," tulis Firman.
"Hampir semua biro travel tidak mendapatkan kamar hotel untuk di bulan Desember, padahal pemesanan dilakukan pada bulan September, Oktober, November lalu," tambahnya.
Firman mengungkapkan hotel di Arab Saudi juga membuat kebijakan terkait reservasi grup tidak bisa banyak. Hanya disediakan sekitar 50% - 60% dari kuota grup.
Fenomena ini terjadi karena meningkatnya jumlah kedatangan jamaah umroh dari berbagai negara, pasca ditutupnya pandemi yang berlangsung, hari libur yang panjang.
Sehingga ada beberapa saran untuk pelaku usaha, untuk menyampaikan kondisi yang terjadi dan bermusyawarah untuk mufakat dengan calon jamaah umroh sehingga bisa memahami kondisi yang terjadi.
Selain itu juga jika memang harus melakukan penambahan biaya, maka harus disesuaikan dengan keadaan sesungguhnya.
Lalu jika memang harus melakukan perubahan hotel baik setaraf maupun di di bawahnya (downgrade) karena hotel yang dipilih penuh, harus disosialisasikan kepada jamaah.
Juga jika harus melakukan perubahan program atau jadwal keberangkatan ke Mekkah, bisa dibalik dengan melakukan perjalanan ke Madinah terlebih dahulu. Begitupun sebaliknya.
Dia juga berpesan edukasi dan sosialisasi kepada calon jamaah terkait perubahan situasi dilakukan, dan disetujui dua belah pihak.
[Gambas:Video CNBC]
Bandara 'Konglomerat' Gudang Garam Layani Umrah, Ini Faktanya
(hoi/hoi)