
I-Hajj Syariah Fund Berangkatkan Kader TBC ke Tanah Suci

Jakarta, CNBC Indonesia - PT IIM melalui program Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) kembali memberangkatkan 90 jemaah umrah ke Tanah Suci, di antaranya tiga kader dan dua Patient Suporter (PS) dari PR Konsorsium Penabulu-Stop TB Partnership Indonesia (STPI) pada Selasa (23/9). Kader-kader tersebut berasal dari Jakarta Timur, Tangerang, Malang, Palembang, hingga Medan.
Komisaris Independen PT IIM, M. Yani, mengungkapkan pemberangkatan ini menjadi bentuk penghargaan kepada para kader yang tanpa pamrih membantu upaya penanggulangan tuberkulosis (TBC) di Indonesia.
Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengatasi TBC. Data Kementerian Kesehatan 2024 menunjukkan Indonesia menempati peringkat kedua jumlah kasus TBC tertinggi di dunia. Tingginya angka kasus ini menuntut peran aktif kader yang setiap hari bersinggungan langsung dengan pasien dan lingkungan berisiko tinggi.
"Mereka bekerja di lapangan dengan risiko tinggi tertular, tetapi tetap setia mendampingi pasien dan mengedukasi masyarakat. Melalui program Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi nyata atas dedikasi mereka, sekaligus memberi kesempatan untuk menunaikan ibadah umrah sebagai bentuk penghargaan," ujar Yani dikutip Rabu (24/9/2025).
Yani menjelaskan bahwa PT IIM melalui Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund secara berkelanjutan mengadakan Program Umrah untuk memberikan apresiasi kepada individu yang berperan aktif membantu sesama meski menghadapi keterbatasan ekonomi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dr. Henry Diatmo menyampaikan bahwa jumlah kasus TBC di Indonesia memang jauh lebih besar dibandingkan kuantitas kader kesehatan di lapangan.
"Jumlah kasus TBC di Indonesia memang jauh lebih besar dibandingkan kuantitas kader kesehatan di lapangan. Namun, peran mereka sangat strategis, seperti menjangkau komunitas, melakukan edukasi, mendampingi pasien, hingga memastikan akses pengobatan. Karena itu, keberadaan mereka harus terus diperkuat, baik melalui peningkatan kapasitas, dukungan lintas sektor, maupun apresiasi yang layak atas kerja keras mereka," jelasnya.
Henry turut menyampaikan apresiasi kepada para investor Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund. Dukungan ini, kata Henry, menunjukkan bahwa sektor swasta juga memiliki peran penting dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia.
"Kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada para investor Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund. Dukungan ini menunjukkan bahwa sektor swasta juga memiliki peran penting dalam upaya eliminasi TBC di Indonesia. Apresiasi kepada kader kesehatan melalui program umrah ini bukan hanya bentuk penghargaan, tetapi juga menjadi motivasi agar semakin banyak pihak tergerak untuk ikut berjuang melawan TBC," ungkapnya.
Salah satu jemaah yang berangkat, Anil Dawan, adalah penyintas TBC Resisten Obat (RO) yang kini aktif menjadi pendamping pasien atauPatient Suporter(PS). Setelah menjalani pengobatan selama 20 bulan hingga dinyatakan sembuh, Anil memilih mendedikasikan waktunya untuk mengedukasi pasien dan memastikan mereka tidak putus pengobatan.
"Saya sangat tertarik untuk bergabung untuk mengedukasi pasien, karena saya merasakan bagaimana rasanya menjadi pasien TBC RO, maka itu penting saya dalam tugas pendampingan, mulai dari mengontrol minum obat pasien, mengingatkan kontrol dokter pasien, memberikan obat untuk pasien yang tidak bisa datang ke puskesmas, serta selalu memberikan support pasien agar tidak putus pengobatan," jelas Anil.
Anil merupakan kader di Komunitas Masyarakat Sehat Sriwijaya (MSS) Sumatera Selatan.Selain menjadi PS Komunitas Masyarakat Sehat Sriwijaya Sumatera Selatan, Anil juga aktif sebagai kader kesehatan dan relawan hotline yang memberikan dukungan mental bagi pasien TBC.
"Karena saya penyintas TBC, saya memahami betul bagaimana rasa kehilangan mental terhadap penyakit, sehingga saya termotivasi untuk mendampingi pasien TBC agar mereka tetap semangat dan percaya diri untuk sembuh," ungkapnya.
"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa membantu masyarakat melalui komunitas ini. Saya berharap kegiatan saya dapat membantu menurunkan angka TBC di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan," lanjutnya.
Sebagai bagian dari komitmen filantropi, Program Umrah Reksa Dana Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) PT IIM berasal dari penyisihan dana infaq yang ada pada Reksa Dana Insight Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund).Melalui inisiatif ini, Insight memberikan penghargaan kepada jemaah yang terus berkontribusi bagi sesama meski menghadapi keterbatasan ekonomi sekaligus menghadirkan pengalaman ibadah yang sarat makna sebagai bentuk apresiasi atas ketulusan dan pengorbanan mereka.
"Selama lebih dari dua dekade, dari 2005 hingga September 2025, program Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund memberangkatkan lebih dari 1.000 jemaah. Pencapaian ini menjadi bukti dukungan kami kepada masyarakat yang kurang mampu namun memiliki kontribusi sosial signifikan," jelas Yani.
Para jemaah yang berangkat berasal dari beragam latar belakang dan profesi, termasuk individu dengan disabilitas netra dan tuli.
"Dengan menjunjung tinggi prinsip inklusivitas serta transparansi, I-Hajj Syariah Fund memastikan setiap peserta memperoleh kesempatan yang setara untuk menjalani perjalanan spiritual tersebut," pungkas dia.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Puji Hasil Transformasi Terminal 2F Khusus Haji & Umrah