Sri Mulyani Was-was! RI Bisa Kena Getah Suramnya Dunia

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
03 January 2023 15:27
Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers: Realisasi APBN  KITA 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers: Realisasi APBN KITA 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai waspada resesi dunia di banyak negara maju nantinya akan memberikan guncangan terhadap kinerja ekspor Indonesia.

Sri Mulyani menjelaskan, sepanjang 2022, agregat demand dari kinerja ekspor mengalami pertumbuhan. Namun, pertumbuhannya masih tak setinggi dari kinerja ekspor pada 2021.

Seperti diketahui, kinerja ekspor hingga November 2022, tercatat mencapai US$ 24,1 miliar, sementara impor mencapai US$ 19 miliar. Sehingga neraca perdagangan mencetak surplus sebesar US$ 5,17 miliar.

"Dengan demikian surplus neraca perdagangan terus berlanjut hingga memasuki bulan ke-31, terpanjang dalam sejarah Indonesia," jelas Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (3/1/2023).

Kinerja surplus neraca perdagangan tersebut, kata Sri Mulyani sudah tentu memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas perekonomian.

Secara kumulatif, Januari-November 2022, ekspor tercatat sebesar US$ 268,2 triliun, tumbuh 28,2% secara year to date. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor pada periode yang sama tahun 2021.

"Pertumbuhan (kinerja ekspor 2022) relatif lebih lambat dari tahun lalu. Tahun lalu ekspor kita sudah tumbuh 41,9%," jelas Sri Mulyani.

Perlambatan pertumbuhan ekspor ini lah yang kemudian membuat Sri Mulyani sedikit khawatir, terlebih pada tahun ini, sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, Inggris, diperkirakan akan mengalami resesi ekonomi.

Begitu juga dengan China yang menjadi mitra dagang utama perdagangan Indonesia yang telah diramal oleh banyak lembaga internasional, seperti International Monetary Fund (IMF) akan mengalami pelemahan.

"Namun demikian, perlu diwaspadai dampak rambatan perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor Indonesia, khususnya pada beberapa produk manufaktur," tulis Sri Mulyani dalam paparannya.

Sementara itu, secara kumulatif kinerja impor pada periode Januari-November 2022 tercatat sebesar US$ 217,6 miliar atau tumbuh 24,4% (ytd). Sehingga neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 50,6 miliar, yang juga merupakan rekor tertinggi dalam sejarah.


(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harap Tenang! Ekonomi RI Diselamatkan Durian Runtuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular