Tutup Buku! Setoran Lancar, Defisit APBN 2022 Turun ke 2,38%
Jakarta, CNBC Indonesia - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2022 ditutup dengan defisit sebesar Rp 840,2 triliun atau 2,38% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan pemerintah sebelumnya yang sebesar 4,5% PDB.
"Defisit APBN 2022 berakhir dengan sangat jauh lebih kecil yaitu 2,38% PDB," ungkap Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan dalam konferensi pers APBN Kita yang berlangsung secara virtual, Selasa (3/1/2023)
Sementara itu defisit keseimbangan primer mencapai Rp 78 triliun. Lebih rendah dari perkiraan, maupun dibandingkan dengan realisasi pada tahun sebelumnya.
Penerimaan negara pada 2022 tercatat sebesar Rp 2.626,4 triliun atau 115,9% dari target. Terdiri dari penerimaan pajak yang mencapai Rp 1.716,8 triliun (115,6%) dan kepabeanan dan cukai Rp 317,8 triliun (106,3%) serta PNBP Rp 588,3 triliun (122,2%).
"Memang penerimaan pajak sungguh luar biasa saat ekonomi pulih kita juga pulihkan seluruh ekonomi negara commodity boom kita kumpulkan dari kenaikan komoditas," jelasnya.
Belanja Negara terealisasi Rp 3.090,8 triliun (99,5%). Meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.274,5 triliun, termasuk pembayaran subsidi energi dan kompensasi Rp 551,2 triliun. Transfer ke daerah terealisasi Rp 816,2 triliun.
"Indonesia dalam mengelola guncangan dan tantangan yang mengancam APBN mampu merespon secara cepat tahun 2020 dan kita tetap mengawal di 2021, 2022 dengan tanpa membahayakan APBN kita sendiri kembali secara cukup kuat dan kredibel untuk disehatkan kembali," terangnya.
(mij/mij)