Erick: Harga BBM Pertamax Cs Turun, Pertalite Masih Disubsidi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
03 January 2023 11:08
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Tangkapan layar via Instagram @erickthohir)
Foto: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. (Tangkapan layar via Instagram @erickthohir)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan pemerintah tetap berkomitmen memberikan subsidi bagi masyarakat untuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite dan Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar subsidi.

Adapun melalui mekanisme subsidi dan kompensasi, Erick menyampaikan harga BBM Pertalite tetap dijual ke masyarakat sebesar Rp 10 ribu per liter dan Solar subsidi sebesar Rp 6.800 per liter.

"Ini tentu berbeda dengan BBM non subsidi yang mengikuti tren harga pasar dan harga minyak mentah dunia. Untuk Pertalite dan Solar subsidi pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi sehingga harganya tidak berubah," ungkap Erick di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (03/01/2023).

Meski tak berubah, Erick menyebut harga jual Pertalite dan Solar subsidi tersebut sebenarnya masih berada di bawah harga keekonomian. Pemberian subsidi, menurutnya menjadi bukti keberpihakan dan keseriusan pemerintah dalam membantu masyarakat dalam menatap tahun baru penuh optimisme.

Adapun untuk produk jenis gasoline (bensin) non subsidi berupa Pertamax (RON 92) mulai hari ini, Selasa (03/01/2023) telah resmi diturunkan menjadi Rp 12.800 per liter atau turun Rp 1.100 dari sebelumnya Rp 13.900 per liter.

Kemudian, harga Pertamax Turbo (RON 98) turun dari sebelumnya Rp 15.200 per liter, kini menjadi Rp 14.050 per liter.

Sementara untuk produk jenis gasoil (diesel) yakni Dexlite (CN 51), harganya kini turun menjadi Rp 16.150 per liter atau turun dari sebelumnya Rp 18.300 per liter.

Sedangkan untuk Pertamina Dex (CN 53) mengalami penyesuaian harga menjadi Rp 16.750 per liter dari sebelumnya Rp 18.800 per liter. Harga baru ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

Erick mengakui pengumuman harga jual terbaru Pertamina memang sedikit lebih lambat dibandingkan badan usaha lain. Baginya hal ini cukup wajar, mengingat Pertamina sebagai BUMN mempertimbangkan berbagai aspek agar tetap dapat menjamin keberlangsungan penyediaan dan penyaluran BBM.

"Pertamina ini jangkauannya begitu luas karena harus menyalurkan BBM ke seluruh penjuru tanah air, termasuk BBM yang disubsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi. Kita ingin memastikan agar pasokan dan distribusi tetap berjalan dengan lancar," kata Erick.

Menurut Erick, yang terpenting saat ini adalah memastikan agar BBM subsidi benar-benar tepat sasaran. Ia juga terus mengawal kerja sama Pertamina dengan PT Telkom Indonesia dalam memperbaiki dan mengembangkan digitalisasi SPBU.

Dengan transaksi pembelian BBM yang dapat dipantau melalui command center, Erick menyebut formula ini mampu memastikan penyaluran kuota dan subsidi BBM lebih tepat sasaran. Tak hanya itu, Erick juga bakal meningkatkan kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM melalui program Solar untuk koperasi (Solusi) nelayan.

"Pertamina tentu tidak bisa sendirian, seperti saya sering katakan, BUMN tidak boleh jadi menara gading, kita dan Kementerian Koperasi dan UKM akan terus memastikan kemudahan para nelayan untuk dalam mendapatkan BBM bersubsidi," kata Erick.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir Usulkan Harga BBM Pertamax Berubah Setiap Minggu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular