Internasional

'Mesin Uang' Rusia Mulai Macet, Gimana Mr Putin?

News - luc, CNBC Indonesia
03 January 2023 05:59
LUBMIN, GERMANY - FEBRUARY 02: A map shows the course of the Nord Stream 2 gas pipeline from Russia to Germany on the exterior of an informational booth close to the receiving station for Nord Stream 2 on February 02, 2022 near Lubmin, Germany. Nord Stream 2, which is owned by Russian energy company Gazprom, is to transport Russian natural gas from Russia to Germany along over 1,200km of twin pipeline stretching across the bottom of the Baltic Sea. While Nord Stream 2 was completed in September of 2021, operation has been held up by German regulators. Most recently both German and EU officials have raised the possibility of halting Nord Stream 2 due to the build-up of Russian military forces on the border to Ukraine. The build-up has stoked international fears of an imminent military invasion. (Photo by Sean Gallup/Getty Images) Foto: Getty Images/Sean Gallup

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor gas Rusia ke negara-negara di luar kelompok bekas Uni Soviet anjlok 45,5% pada 2022. Hal itu terungkap dari data yang dirilis Gazprom, Senin (2/1/2023).

Gazprom mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ekspor di luar Commonwealth of Independent States (CIS) mencapai 100,9 miliar meter kubik dibandingkan dengan 185,1 miliar pada 2021.

Eropa sebelumnya merupakan pasar ekspor utama Gazprom, tetapi pasokan telah berkurang drastis karena sanksi menyusul serangan Rusia di Ukraina pada 2022.

CEO Gazprom Alexei Miller mengatakan perusahaan terus meningkatkan pasokan ke China selama tahun ini tetapi tidak memberikan rincian jumlahnya.

"Mulai 1 Januari kami berada pada level baru pasokan gas ke China," kata Miller dalam pernyataannya, dikutip AFP.

Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu meresmikan ladang gas alam Kovykta di Siberia timur yang akan memungkinkan Rusia meningkatkan ekspornya ke China.

Rusia tidak memiliki jaringan pipa untuk mengangkut gas dari ladang gas Siberia Barat dan Arktik - yang melayani Eropa - ke China.

Namun, Rusia memulai upaya sekitar satu dekade yang lalu untuk mengembangkan ladang baru dan membangun pipa Power of Siberia untuk dikirim ke pasar China yang berkembang pesat.

Pipa Power of Siberia pertama mulai beroperasi dan mulai mengirimkan gas dari Siberia timur ke China pada akhir 2019. Moskow pun berencana membangun pipa Power of Siberia 2.

Pada sebuah konferensi minggu lalu, Miller mengakui bahwa Gazprom mengalami tahun yang "sangat, sangat sulit".

Miller mencatat "perubahan total di pasar energi" yang didorong oleh sanksi sebagai tanggapan atas keputusan Putin untuk mengirim pasukan ke Ukraina.

Gazprom menyumbang 11% dari produksi gas alam global dan memiliki cadangan gas terbesar di dunia.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Senjata Ini Bikin Putin Pede Eropa Bakal "Bertekuk Lutut"


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading