Internasional

Zelensky Disebut 'Ngambek' ke Israel, Mau Dukung Palestina!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
02 January 2023 14:50
TOPSHOT - Ukrainian President Volodymyr Zelensky (C) speaks to media in the town of Bucha, northwest of the Ukrainian capital Kyiv, on April 4, 2022. - Ukraine's President Volodymyr Zelensky said on April 3, 2022 the Russian leadership was responsible for civilian killings in Bucha, outside Kyiv, where bodies were found lying in the street after the town was retaken by the Ukrainian army. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (Photo by RONALDO SCHEMIDT/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/RONALDO SCHEMIDT

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara Ukraina dan Israel memanas. Bahkan, Kyiv dilaporkan telah meloloskan resolusi pro-Palestina di forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Dalam laporan media Axios pada Sabtu, (31/12/2022), Perdana Menteri (PM) baru Israel Benjamin Netanyahu disebutkan telah meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memberikan suara menentang atau abstain dari pemungutan suara Majelis Umum PBB yang meminta Mahkamah Internasional mengeluarkan pendapat hukum tentang pendudukan Israel atas wilayah Palestina.

Namun, di sisi lain, Zelensky meminta Netanyahu untuk memberikan bantuan persenjataan ke negaranya. Ini dilakukan tatkala Ukraina masih berperang dengan Rusia.

Karena merasa tidak menerima komitmen tegas apa pun dari Netanyahu terkait senjata, Ukraina menolak untuk memberikan suara menentang atau abstain. Seorang pejabat Ukraina mengeklaim keputusan itu dibuat "untuk memberi kesempatan pada hubungan dengan Netanyahu".

"Sementara Netanyahu diduga mengatakan dia siap untuk membahas permintaan Zelensky di masa depan, PM Israel berhenti membuat komitmen tegas," tulis media itu yang dikutip Russia Today, Senin (2/1/2023).

Kantor Netanyahu mengonfirmasi kepada Axios bahwa panggilan telepon itu terjadi, tetapi menolak untuk memberikan perincian mengenai isinya.

Resolusi PBB diadopsi pada hari Jumat dengan dukungan 87 negara. Sebanyak 26 negara memberikan suara menentang, dan 53 abstain.

Pada awal November, Menteri Pertahanan Israel saat itu Benny Gantz menjelaskan bahwa negara tersebut tidak dapat memasok sistem pertahanan udara Iron Dome ke Ukraina karena 'tidak memiliki basis produksi yang cukup besar' untuk memenuhi pasar ekspor serta kebutuhannya sendiri.

Kyiv berulang kali meminta bantuan militer dari Israel, dengan penekanan khusus pada pertahanan udara. Pejabat Ukraina mengatakan senjata itu akan sangat membantu dalam upaya negara itu untuk melawan apa yang diyakini sebagai drone Iran yang dikerahkan oleh Moskow.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kejam! Serangan Israel Makan Korban Lagi, 5 Bocah Tewas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular