2023 MIND ID Kipas-Kipas Duit, Setoran Freeport Melejit!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia akan memberikan setoran dividen kepada Holding BUMN Pertambangan, MIND ID, pada tahun depan dengan jumlah yang jauh lebih besar, bahkan nyaris dua kali lipat dibandingkan tahun ini.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, pembayaran dividen PTFI kepada MIND ID pada 2023 diperkirakan mencapai US$ 1,5 miliar - US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 26 triliun (asumsi kurs Rp 15.657 per US$). Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan setoran dividen yang sudah dibayar Freeport sampai saat ini yang sebesar US$ 900 juta.
Namun, hal tersebut dengan catatan, harga tembaga masih berkisar di angka US$ 4 per pon.
"Tahun depan itu sekitar US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,6 miliar apabila harga tembaga di sekitar US$ 4 (per pon)," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (28/12/2022).
Begitu juga pada 2024, menurutnya perusahaan juga akan menyetorkan dividen hingga US$ 1,6 miliar ton kepada MIND ID.
Dengan demikian, menurutnya biaya akuisisi MIND ID atas kepemilikan saham PT Freeport Indonesia sudah bisa dibilang lunas atau bahkan melebihi dari nilai akuisisi US$ 3,85 miliar, pada 2024 mendatang.
"Dan tahun 2024 juga sekitar US$ 1,6 miliar. Jadi kalau ditotal sampai 2024 itu sudah lebih dari US$ 3,85 miliar. Sehingga itu sudah bisa dibilang lunas lah," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada 2018 lalu, Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51,2% melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID atau sebelumnya atas nama PT Inalum (Persero).
Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%.
Dengan demikian, ada kewajiban pembayaran dividen Freeport kepada MIND ID sebagai salah satu pemegang saham perusahaan.
Pada awal tahun 2020, Direktur Utama PT Inalum (Persero) atau MIND ID yang saat itu dijabat oleh Orias Petrus Moedak menerangkan pengambilalihan saham Freeport ini menjadi salah satu dari sekian kebijakan yang memiliki dampak jangka panjang.
Namun secara jangka pendek, berdampak pada kinerja yang menurun selama 1-3 tahun. Ia menerangkan sejak 2021 sudah ada penerimaan dividen, namun nilainya belum US$ 1 miliar. Mulai tahun 2023 dividen yang akan diterima diperkirakan sebesar US$ 1 miliar atau senilai Rp 14 triliun.
Tiga tahun kemudian setelah pembagian dividen US$ 1 miliar, menurutnya biaya yang dikeluarkan untuk pengambilalihan saham Freeport baru akan balik modal.
"Sejak 2023 dalam 3 tahun setelah itu kita bisa payback. Sebenarnya tahun 2021 sudah ada penerimaan, tapi belum US$ 1 Miliar, 2025 sudah kita dapatkan," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Rabu, (22/01/2020).
"Jangka pendek memang kita akan mengalami seperti ini. Dan kami monitor secara ketat dari waktu ke waktu, secara operasional berjalan baik," imbuhnya.
[Gambas:Video CNBC]
Jokowi Suntik Modal Dirikan Perseroan Tambang, Buat MIND ID?
(wia)