
Jokowi Happy Nih, Nilai Tabungan Negara di 2023 Fantastis

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membawa baik jelang penutupan tahun ini. Dia mengungkapkan bahwa defisit APBN 2022 akan mencapai 2,49% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Proyeksi tersebut lebih rendah dari target 4,5% terhadap PDB. Bahkan, posisi defisit ini berada di bawah batas 3% yang sebenarnya disasar pemerintah tahun depan. Pencapaian ini membuatnya puas.
"Hitungan terakhir kita 2,49%, turun drastis pada saat pandemi. Ini upaya kita agar ekonomi makro kita lebih baik dalam angka," jelas Jokowi dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023 belum lama ini, dikutip Rabu (28/7/2022).
Perkiraan proyeksi APBN 2022 tersebut bahkan jauh lebih rendah dibandingkan realisasi defisit APBN 2021 yang mencapai 3,64% atau Rp 617,4 triliun.
Adapun, penurunan defisit ini sangat dibantu oleh pendapatan negara yang membukukan kinerja gemilang pada tahun ini.
Pendapatan negara, sampai dengan 14 Desember 2022, sudah terealisasi Rp 2.479,9 triliun atau telah mencapai 109,43% dari target dalam Perpres 98/2022.
Secara rinci, penerimaan pajak per 14 Desember 2022 mencapai Rp1.634,36 triliun atau telah mencapai 104,2% dari target penerimaan pajak di dalam Perpres 98/2022, yang sebesar Rp 1.568,9 triliun.
Sementara itu, penerimaan bea cukai mencapai Rp 293,08 triliun per 14 Desember 2022 atau 98,1% dari target Perpres 98.
Kemudian, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga mencapai Rp 551,1 triliun. Angka ini meningkat 56,6% dibandingkan dengan tahun lalu dan 114,4% dari target Perpres 98. Setoran dari pertambangan non migas, batu bara, menjadi penopang setelah PNBP tumbuh hingga 134% hingga November 2022.
Penerimaan tersebut cukup tinggi didorong oleh sektor pertambangan, akibat adanya booming harga komoditas.
"Tahun lalu terjadi booming komoditas dan berlangsung terus hingga hari ini sehingga penerimaan pajak tumbuhnya tinggi sekali," tegas Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, dikutip Rabu (28/7/2022).
Di sisi lain, Sri Mulyani menyimpan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) pada tahun ini yang mencapai ratusan triliun. Dari data Kementerian Keuangan, SiLPA per 14 Desember 2022 mencapai Rp 232,2 triliun.
Ini belum ditambah denggan SiLPA tahun 2021 yang baru digunakan sebagian dan menyisakan Rp 165 triliun. Dengan demikian, pemerintah diperkirakan memiliki Saldo Anggaran Lebih (SAL) mencapai Rp 397,3 triliun. SAL adalah saldo dalam keuangan yang berasal dari akumulasi SiLPA tahun ke tahun.
Defisit yang mengecil serta SAL yang tebal membuat tugas pemerintah seharusnya lebih ringan pada 2023 yang diperkirakan masih diwarnai ketidakpastian dari global.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BLT & Bansos Cair, Sri Mulyani Lapor Jokowi Kondisi APBN Terkini