Internasional

Rusia Sebut AS & NATO Manfaatkan Ukraina, Ini Tujuannya

luc, CNBC Indonesia
28 December 2022 06:34
In this photo released by Russian Foreign Ministry Press Service, Russian Foreign Minister Sergey Lavrov speaks to Sahiba Gafarova Chairman of the National Assembly of Azerbaijan during their meeting in Moscow, Russia, Wednesday, Sept. 23, 2020. (Russian Foreign Ministry Press Service via AP)
Foto: AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan NATO dinilai tak sekadar membantu Ukraina untuk bertahan, tetapi juga berniat mengalahkan Rusia untuk menghancurkannya.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada kantor berita Rusia, TASS, dikutip Reuters, Rabu (28/12/2022).

"Tindakan negara-negara kolektif Barat dan [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky di bawah kendali mereka mengonfirmasi sifat global dari krisis Ukraina," kata Lavrov.

"Bukan rahasia lagi bagi siapapun bahwa tujuan strategis Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya adalah mengalahkan Rusia di medan perang sebagai mekanisme untuk melemahkan atau bahkan menghancurkan negara kita secara signifikan."

Presiden Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari, menyebutnya sebagai "operasi khusus" untuk "denazifikasi" dan demiliterisasi Ukraina, yang menurutnya merupakan ancaman bagi Rusia. Kyiv dan sekutu Baratnya mengatakan bahwa invasi Moskow hanyalah perampasan tanah oleh imperialis.

Koalisi negara-negara yang menentang invasi Rusia di Ukraina - dari anggota NATO hingga sekutu AS seperti Jepang dan Australia - telah terbukti tangguh, menentang prediksi bahwa kenaikan harga energi yang sebagian disebabkan oleh perang dapat mematahkan semangat tersebut.

Seperti kebanyakan pejabat senior Rusia, Lavrov selama dekade terakhir mengadopsi posisi yang makin keras, mendukung serangan Rusia ke Ukraina dan mencerca apa yang dia dan Putin sebut sebagai upaya Barat untuk membatasi Rusia dan mendominasi urusan global.

Lavrov menegaskan kembali bahwa Rusia dan Amerika Serikat tidak dapat mempertahankan hubungan normal, menyalahkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

"Secara objektif tidak mungkin untuk mempertahankan komunikasi normal dengan pemerintahan Biden, yang menyatakan kekalahan strategis di negara kita sebagai tujuan," kata Lavrov.

Dia menambahkan bahwa "jalan anti-Rusia konfrontatif Washington menjadi makin akut dan komprehensif".

Hubungan AS-Rusia telah jatuh ke titik terendah dalam beberapa dekade di tengah dampak dari kampanye militer Rusia di Ukraina, dan konsekuensi pengenaan sanksi Barat.

Amerika Serikat telah memberikan dukungan miliaran dolar kepada Ukraina, dengan paket bantuan terbaru US$ 1,85 miliar diumumkan minggu lalu, yang makin membuat Moskow marah.

Lavrov juga memberi Kyiv sebuah ultimatum untuk memenuhi tuntutan Moskow untuk menyerah atau tentara Rusia akan memutuskan masalah tersebut.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Buka-bukaan soal Rusia Serang NATO, Beri Jawaban Tak Terduga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular