Big Stories 2022

Harta Karun di RI "Receh", Penemuan Ini Bernilai Rp 340 T!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 28/12/2022 08:20 WIB
Foto: Sejumlah pekerja melakukan proses relokasi temuan rel trem peninggalan zaman kolonial Belanda pada proyek MRT Jakarta fase 2A CP 202 di Jalan Gajah Mada, Jakarta , Rabu (16/11/2022). Objek cagar budaya berusia lebih dari 100 tahun tersebut diperkirakan dibangun pada tahun 1869 dan merupakan rel kereta tertua di Indonesia dan akan direlokasi sementara ke storage pool PPD Jelambar. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2022 merupakan tahun yang cukup menarik, di mana dalam proyek MRT fase 2A dari Bundaran HI hingga kawasan Kota, ditemukan beberapa 'harta karun' yang cukup menarik.

Selama 2022, CNBC Indonesia menyuguhkan kisah penemuan harta karun di proyek MRT Jakarta, hingga menginspirasi redaksi menulis kisah-kisah besar lainnya soal penemuan harta karun yang pernah ada di Indonesia.

Pertama yakni penemuan 'harta karun' berupa rel kuno ditemukan hanya sekitar 27 cm dari permukaan aspal jalan di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.


Rangkaian besi dengan bantalan kayu yang diketahui peninggalan abad 18 hingga abad 19 awal itu tertimbun aspal sekitar kurang lebih 59 tahun lamanya. Ahli arkeolog menyebut, rel tersebut merupakan bekas jalur trem Jakarta (dulu Batavia) peninggalan Belanda.

Penemuan rel trem kuno ini di proyek MRT sempat terungkap beberapa kali. Ahli arkeologi dari tim ekskavasi jalur trem MRT, Charunia Arni sempat menjelaskan upaya penyelamatan sisa infrastruktur zaman Belanda tersebut dilakukan dengan cara pengeboran secara hati-hati dan teliti, serta dilakukan saat siang hari, karena rangkaian rel trem ini termasuk dalam Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Pada proyek MRT Jakarta fase 2A, banyak ditemukan benda 'harta karun' cagar budaya. Hal serupa juga terjadi pada proyek tol di Jawa, yang mendapati temuan benda Cagar Budaya seperti Tol Solo-Jogja dan Tol Pandaan-Malang dan lainnya.

Namun, penemuan harta karun sesungguhnya yang pernah terjadi di Pulau Jawa. Penemuan harta karun di Pulau Jawa ternyata pernah ada dan sempat bikin geger pada masa lalu. Umumnya ditemukan tak sengaja oleh warga yang beraktivitas. Harta karun ini ada yang merupakan peninggalan masa kerajaan hingga masa revolusi kemerdekaan.

Emas batangan peninggalan Jepang sempat ditemukan oleh para tentara pada 1946. Nilai emas itu, menurut majalah Ekspres (29/09/1972), hampir mencapai Rp 6 miliar. Detailnya, harta karun itu berupa 7 kg emas dan 4 kg berlian, yang asalnya dari Perkebunan Pondok Gede, Bogor.

Harta karun itu lalu diserahkan kepada Bank Negara Indonesia (BNI-46) di Yogyakarta. Lain cerita di Jawa Tengah sekitar tiga dekade lalu, sempat heboh penemuan guci berisi emas harta karun.

Hal ini berawal saat enam warga penggali tanah uruk di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah tanpa sengaja menemukan empat guci berisi perhiasan emas dan perak pada Oktober 1990 silam. Guci itu ternyata berisi perhiasan berbagai bentuk. Mulai dari gelang, cincin, dan lain-lainnya.

Berbagai perhiasan emas dan perak yang disimpan di dalam empat guci itu disebut sebagai temuan maha karya dan terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Benda-benda bersejarah itu ditemukan enam orang warga di kedalaman 3 meter tanah berpasir yang digali untuk tanah uruk.

"Yang menemukan 6 orang. Saat mencangkul ada yang kena guci di kedalaman tanah sekitar 3 meter yang berpasir," kata Widodo, salah satu warga yang menemukan dikutip dari detikcom.

Isi guci bermacam benda dari bahan baku emas dan perak. Ada gelang, kalung, mangkok, tas, koin kecil-kecil dan lainnya banyak bentuk lainnya.

"Ada 4 guci, yang 2 ukuran besar dan yang 2 kecil. Yang besar isinya koin emas banyak sekali dan yang kecil isinya berbagai perhiasan," kata Sudadi, salah satu penemu lainnya.

Meski demikian, di dunia ini masih banyak lagi penemuan harta karun yang bernilai fantastis. 

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Penemuan Harta Karun Terbesar di Dunia 


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sengketa Pulau Tujuh, Gubernur Babel Gugat Mendagri

Pages