PLN Sukses Reduksi 32 Juta Metrik Ton Emisi Karbon di 2022

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
27 December 2022 21:04
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam acara forum Transisi Energi Indonesia di Menara Bank Mega (MBM) Jakarta, Kamis (22/12/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam acara forum Transisi Energi Indonesia di Menara Bank Mega (MBM) Jakarta, Kamis (22/12/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa PT PLN (Persero) berhasil mengurangi 32 juta metrik ton emisi karbon gas rumah kaca sepanjang tahun 2022.

Dalam mencapai hal tersebut, PLN melakukan pendekatan holistik, yakni menambah kapasitas pembangkit energi terbarukan (EBT), mengolah hasil gas buang menjadi energi listrik, menggunakan teknologi pembangkit batu bara yang lebih efisien, dan menerapkan co-firing biomassa.

"Kita lakukan yang terbaik dan bergerak sejauh yang kita bisa. Tahun lalu, 13 gigawatt pembangkit batu bara yang masih dalam perencanaan, kami hapus sehingga menghindarkan kita dari 1,8 miliar metric ton emisi CO2 selama 25 tahun ke depan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (27/12/2022).

Pun begitu, Darmawan mengatakan bahwa berbagai usaha tersebut masih belum cukup, sehingga PLN perlu menambahkan ruang yang lebih besar untuk menambah porsi pembangkit EBT. Mengingat saat ini PLN terus meningkatkan pemanfaatan pembangkit EBT yang berbasis tenaga surya, panas bumi, hidro, hingga ombak.

"Kami secara agresif meningkatkan pemanfaatan EBT. Sehingga setiap potensi EBT yang ada akan kami maksimalkan. Bersamaan dengan itu, kami perlu meningkatkan kapasitas teknologi guna mengakomodasi fluktuasi supply-demand untuk sistem baru tersebut," jelasnya.

Oleh karena itu, untuk mencapai target NZE di 2060, PLN melakukan berbagai pendekatan holistik melalui 8 inisiatif yang saat ini dijalankan PLN.

Inisiatif tersebut meliputi pensiun dini pembangkit fosil, pilot proyek co-firing hidrogen dan amonia, menambah pembangkit energi terbarukan (EBT), layanan energi hijau, co-firing biomassa, inisiasi carbon capture storage, peluncuran smart grid control system, dan membangun ekosistem kendaraan listrik.

Lebih lanjut, Darmawan juga menegaskan bahwa pemanasan global adalah tantangan bersama. Oleh sebab itu membutuhkan strategi dan kolaborasi bersama dari seluruh dunia baik dari teknologi, inovasi, hingga investasi.

"Paradigma kita mesti berubah. Satu-satunya jalan keluar adalah dengan kolaborasi," pungkasnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kembangkan Teknologi Transisi Energi, PLN Gandeng Lab EBT AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular