Produksi Emas Freeport Bakal Melejit ke 1,8 Juta Ons di 2023

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
27 December 2022 16:25
Freeport
Foto: Freeport

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun depan ditargetkan bisa meningkatkan produksi hasil pertambangannya. Khususnya untuk emas yang ditargetkan meningkat dari 1,6 juta ons menjadi 1,8 juta ons. 

Peningkatan produksi itu dikatakan langsung oleh Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas. Ia bilang, akan ada tambahan produksi emas sebesar 200 ribu ons, sehingga produksi emas di tahun 2023 akan mencapai sebesar 1,8 juta ons emas.

"Tahun depan kami merencanakan untuk memproduksi 1,6 miliar pound tembaga sama seperti tahun ini. Tapi emasnya masih 1,8 juta ounces, jadi ada tambahan 200 ribu ounces emas untuk tahun depan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam Mining Zone, dikutip Selasa (27/12/2022).

Selain emas, Tony menyampaikan pada tahun 2022 ini, PTFI memproduksi 190 ribu ton bijih tembaga per hari dan diolah menghasilkan 1,6 miliar pound tembaga. Selain itu emas juga akan mencapai angka 1,6 juta ons sampai dengan akhir tahun ini.

"190 ribu ton bijih (tembaga) per hari yang diolah, dan tahun ini bisa menghasilkan 1,6 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounces emas dan kelihatannya akan tercapai," tandasnya. 

Adapun, Tony mengungkapkan bahwa hal tersebut sebelumnya sudah ditingkatkan sejak tahun 2019 sehingga saat ini PTFI sudah melakukan tambang bawah tanah secara optimal atau sebesar 100%.

"Jadi kan ini kita melakukan rand up dari tambang yang sudah selesai 2019, kemudian kita 100% tambang bawah tanah tadinya dengan kapasitas 50%, kemudian rand up nya berjalan dengan lancar dan baik sampai dengan tahun ini bisa mencapai 90% dari normal production rate," pungkasnya.

Untuk diketahui, Indonesia memiliki dua fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru di dalam negeri bakal beroperasi di 2024 mendatang. Kedua smelter tembaga baru tersebut yaitu smelter yang dioperasikan PT Freeport Indonesia di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur, dan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara di Benete, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kedua smelter tembaga tersebut diperkirakan bisa menambah sekitar 800 ribu ton katoda tembaga, dari saat ini hanya sekitar 300 ribu ton per tahun.

Dengan adanya tambahan produksi katoda tembaga tersebut, maka katoda tembaga di dalam negeri pada 2024 diperkirakan akan semakin surplus. Dia menyebut, dengan produksi katoda tembaga yang ada saat ini sebesar 300 ribu ton, yang mampu diserap dalam negeri hanya separuhnya, yakni 150 ribu ton per tahun.

Seperti diketahui, produksi katoda tembaga saat ini berasal dari smelter PT Smelting, yang dimiliki PT Freeport Indonesia bersama dengan Mitsubishi Materials Corporation (MMC), yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.

Terkait progres pembangunan smelter baru PTFI di JIIPE, Gresik, dia menyebut saat ini kemajuannya sudah mencapai 47,4%. Dan sampai akhir tahun ini menurutnya progres pembangunan diperkirakan bisa mencapai 50%.

Untuk diketahui, awal pembangunan smelter baru Freeport ini dilakukan pada Oktober 2021 lalu yang juga turut dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Smelter dengan nilai investasi US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun ini disebutkan akan menjadi smelter single line terbesar di dunia. Smelter ini akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi produk 600 ribu ton katoda tembaga per tahun.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Freeport Cetak Laba Rp 48 T di 2023, Rp 3,35 T Dibagi ke Daerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular