
Ukraina Layangkan 'Surat Cinta' untuk Rusia ke PBB

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Luar Negeri Ukraina menerbitkan surat yang menyerukan penghapusan Rusia dari PBB, serta mencabut status anggota tetapnya di Dewan Keamanan PBB pada Senin (26/12/2022).
Keluarnya surat ini dipicu oleh pertanyaan seputar legitimasi Rusia setelah jatuhnya Uni Soviet pada Desember 1991 yang "meninggalkan masalah hak dan kewajiban internasional Uni Soviet."
Menurut klaim Ukraina, Federasi Rusia mengambil alih kursi anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan melewati prosedur yang ditentukan oleh piagam PBB, menyebutkan bagaimana piagam saat ini tidak memuat kata-kata "Federasi Rusia".
"Federasi Rusia tidak pernah melalui prosedur hukum untuk diterima sebagai anggota dan karena itu secara ilegal menduduki kursi Uni Soviet di Dewan Keamanan PBB," bunyi surat itu, dikutip Newsweek.
"Dari sudut pandang hukum dan politik, hanya ada satu kesimpulan: Rusia adalah perampas kursi Uni Soviet di Dewan Keamanan PBB."
Para pejabat juga menunjuk pada agresi Rusia terhadap Ukraina sebelum serangan pada 24 Februari. Ini mengutip "delapan tahun agresi bersenjata" yang mencakup aneksasi Krimea dan pada akhirnya menyebabkan konflik berdarah terbaru yang telah berlangsung selama lebih dari 10 bulan.
Aneksasi lebih lanjut pada September di wilayah Donetsk, Zaporizhzhia, Luhansk, dan Kherson yang diyakini oleh Ukraina dan sekutu Barat terjadi melalui referendum palsu. Hal ini telah dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan, integritas teritorial, dan kemerdekaan politik Ukraina.
"Tindakan Federasi Rusia bertentangan dengan konsep negara 'cinta damai'," lanjut surat itu. "Tiga dekade kehadiran ilegalnya di PBB telah ditandai dengan perang dan penyitaan wilayah negara lain, perubahan paksa perbatasan yang diakui secara internasional, dan upaya untuk memenuhi ambisi invasif dan neo-imperialnya."
Sementara itu, Putin mengatakan kepada televisi negara Rossiya-1 pada Hari Natal bahwa Kyiv, bukan Moskow, yang bersalah karena kurangnya keterlibatan terkait gencatan senjata.
"Kami siap untuk bernegosiasi dengan semua orang yang terlibat tentang solusi yang dapat diterima, tapi itu terserah mereka-bukan kami yang menolak untuk bernegosiasi, tapi mereka," kata Putin.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan Barat bahwa keterlibatannya yang terus menerus dalam perang akan berdampak negatif terhadap ekonomi dunia.
"Kami akan fokus pada mereka yang tidak pernah mengecewakan kami dan dengan siapa kami terkadang mencapai kompromi yang sangat sulit," kata Lavrov, menurut kantor berita Rusia, TASS.
"Tapi ketika mereka tercapai, tidak ada yang pernah menipu siapapun. Dengan Barat, semuanya justru sebaliknya."
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resmi! Rusia Pimpin Dewan Keamanan PBB, Ukraina: Kacau!
