RI Kekeringan Dolar AS

Duh! Efek Operasi Moneter Valas BI Diramal Tidak Tahan Lama

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
27 December 2022 13:15
CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Minggu lalu, Bank Indonesia (BI) menerbitkan instrumen operasi moneter (OM) valas untuk memikat para eksportir agar menempatkan devisa hasil ekspor (DHE), khususnya dari sumber daya alam, di dalam negeri.

Melalui instrumen ini, BI berharap imbal hasil deposito valas yang diberikan dapat lebih kompetitif dengan bank di luar negeri sehingga bisa menarik dolar Amerika Serikat (AS) untuk kembali ke Indonesia.

Seperti diketahui, lebih besarnya bunga deposito dolar AS di Singapura merupakan salah satu faktor keringnya pasokan dolar di Tanah Air. Dengan iming-iming bunga yang lebih tinggi, eksportir Indonesia akan lebih tertarik menaruh pendapatan ekspor atau dana valas mereka di sana.

"Instrumen operasi moneter valas tersebut dilakukan dengan imbal hasil yang kompetitif berdasarkan mekanisme pasar yang transparan disertai pemberian insentif kepada bank," kata Perry dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (22/12/2022).

Lebih lanjut, Perry mengatakan instrumen ini digulirkan dalam rangka memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan pemulihan ekonomi nasional.

Namun, Chief Economist Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian pesimis kebijakan tersebut akan berdampak pada penguatan rupiah secara signifikan. Ia menilai langkah itu hanya akan menstabilkan nilai rupiah di akhir kuartal I dan II.

"Saya lihat pengaruhnya mungkin di tahun depan itu bakal ada, cuma kita nggak lihat itu jangka panjang. Itu mungkin akan menstabilkan rupiah di akhir kuartal I dan kuartal II tahun depan, jadinya uang-uang yang biasanya ditaruh di Singapura, Dolarnya bisa didapatkan sebagai aset yang disimpan di dalam negeri," jelasnya kepada CNBC Indonesia, Senin (26/12/2022).

Dia bahkan tidak melihat peluang penguatan rupiah itu terjadi akibat masuknya dolar AS eksportir ke dalam negeri. Malah menurutnya arus modal asing akan jauh lebih berpengaruh terhadap penguatan rupiah di tahun depan.

"Tapi kita tidak lihat bahwa tahun ini, itu (dolar AS) bisa membawa terlalu banyak penguatan Rupiah karena kalau kita lihat tahun depan sebenarnya yang paling material untuk penguatan Rupiah kita arus aliran modal asing, itu yang saya lihat jadi faktor yang lebih penting untuk kestabilan prospek penguatan rupiah," kata Fakhrul.

"Adapun untuk DHE, saya lihatnya lebih ke bagaimana membuat nilai tukar kita lebih smooth," tambahnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Larang Dolar Hasil Ekspor RI Parkir di Luar Negeri!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular