Gegara Jokowi, Hotel di Yogyakarta Makin Sumringah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 December 2022 17:50
Suasana rest area 456 Jalan Tol Semarang-Solo, Jawa tengah. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Suasana rest area 456 Jalan Tol Semarang-Solo, Jawa tengah. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran wisatawan di wilayah pariwisata seperti Kota Bandung ternyata tidak begitu baik di momen Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) kali ini. Kondisi berbeda terjadi pada wilayah lain seperti Yogyakarta di mana okupansi hotel justru di luar prediksi dan mengalami kenaikan besar.

Okupansi hotel di Kota Bandung hanya berkisar di angka 60-65%, padahal targetnya sekitar 80%. Sementara itu okupansi hotel di wilayah Cirebon justru tengah membaik yakni berada di kisaran 70%.

Salah satu penyebabnya karena akses dan jalan tol menuju Jawa Tengah seperti Semarang-Yogyakarta kini makin membaik.

"Bagusnya di wilayah Semarang-Yogyakarta, kenapa Cirebon ramai? Karena orang yang transit itu mau ke daerah Jawa," kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar kepada CNBC Indonesia, Senin (26/12/2022).

Adapun faktor yang membuat hotel di Bandung tengah mengalami penurunan okupansi diantaranya karena cuaca buruk belakangan ini. Akibatnya masyarakat wilayah luar seperti Sumatra yang biasa berlibur ke Bandung mengurungkan niatnya.

"Bandung karena orang Sumatra yang mau ke sini terpengaruh, kena yang mau nyebrang di Merak, berita-berita atau kejadian cuaca buruk memengaruhi orang yang mau nyebrang dari Bakauheni ke Merak jadi menunda," kata Herman.

Pada pekan lalu, sejak Kamis sore hingga mapam, ombak besar dan hujan disertai angin kencang melanda pelabuhan di ujung barat Pulau Jawa itu. Penutupan dilakukan sejak Kamis sekitar pukul 19.00 WIB dan ditutup beberapa jam.

Kondisi lebih baik dialami pengusaha hotel di Yogyakarta.

"Ini jadi yang tertinggi semenjak pandemi, ada di tahun ini, di luar perkiraan kami karena target kami 80%, tapi rata-rata reservasi sudah 85%," kata Ketua Ketua BPHRI DIY Deddy Pranowo Eryono kepada CNBC Indonesia, Senin (26/11/22).

"Bahkan okupansi di tanggal 24 Desember kemarin malam itu mencapai 98% rata-rata, hampir mendekati 100%. Bahkan wilayah tengah itu, Malioboro dan sekitarnya sudah 100%, semuanya, dari penginapan sampai hotel bintang," kata Deddy.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang memacu pembangunan jalan tol baru, termasuk tol Semarang-Yogyakarta. Yang merupakan bagian dari Trans-Jawa menghubungkan wilayah segitiga emas (Yogyakarta, Solo, Semarang).

Jalan tol ini terdiri dari 6 seksi yaitu:

Seksi 1 Sleman-Banyurejo (8,25 km) konstruksi 5,06%

Seksi 2 Banyurejo-Borobudur (15,26 km) belum mulai konstruksi

Seksi 3 Borobudur-Magelang (8,08 km) belum mulai konstruksi

Seksi 4 Magelang-Temanggung (16,26 km) belum mulai konstruksi

Seksi 5 Temanggung-Ambarawa (22,56 km) belum mulai konstruksi

Seksi 6 Ambarawa-Junction Bawen terkoneksi Tol Semarang-Solo (5,21 km) belum mulai konstruksi


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Gonjang-ganjing, Orang RI Masih Doyan Liburan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular