Akibat RI Kecanduan Impor LPG, Negara Ini Ketiban Untungnya..
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan sebagian besar kebutuhan Liquefied Petroleum Gas (LPG) domestik yang harus dipenuhi dari impor setidaknya berasal dari dua negara besar. Diantaranya yakni Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan ketergantungan Indonesia terhadap produk impor LPG masih cukup tinggi. Pasalnya, dari kebutuhan sebesar 8 juta metrik ton per tahun, 6,4 juta ton berasal dari impor.
"Jadi 6,4 juta ton yang perlu kita impor. Impor dari negara yang besar ya dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat," ujarnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (26/12/2022).
Lebih lanjut, Tutuka menjelaskan bahwa produk LPG sendiri minimal mengandung campuran Propane (C3) dan Butane (C4). Sementara itu wilayah kerja atau blok migas di Indonesia yang mengandung C3 dan C4 tidak terlalu banyak.
"Nah itu kan kalau sumbernya kita tidak banyak dengan yang seperti itu kalau kita bangun kilang kan gak tepat juga. Akhirnya bahan bakunya ini kita impor juga," kata dia.
Seperti diketahui, Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), impor LPG RI dalam satu dekade telah menunjukkan peningkatan tiga kali lipat hingga mencapai 6,34 juta ton pada 2021. Adapun porsi impor LPG pada 2021 telah mencapai 74% dari total kebutuhan. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan porsi impor LPG pada 2011 yang "hanya" sebesar 46%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai impor LPG RI pada 2021 mencapai US$ 4,09 miliar atau sekitar Rp 58,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), meroket 58,5% dibandingkan nilai impor pada 2020 lalu yang tercatat US$ 2,58 miliar.
Lonjakan nilai impor LPG tak terlepas dari kenaikan harga LPG di pasar internasional, khususnya Contract Price Aramco (CP Aramco). Apalagi, pasokan LPG Indonesia masih didominasi oleh impor.
Berdasarkan data Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Desember 2021 BPS, selama Januari-Desember 2021 ternyata mayoritas impor LPG Indonesia bukan berasal dari negeri Timur Tengah seperti Arab Saudi, melainkan berasal dari Amerika Serikat.
Mengutip data BPS RI tersebut, impor bahan baku LPG yakni propana dan butana cair dari Amerika Serikat selama Januari-Desember 2021 tercatat mencapai 3,78 miliar kilo gram (kg) atau 3,78 juta ton dengan nilai US$ 2,41 miliar atau sekitar Rp 34,5 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$).
Meskipun impor LPG terbesar berasal dari Amerika Serikat, namun memang mayoritas impor LPG RI berasal dari negara Timur Tengah, bahkan ada juga dari Afrika.
Berikut negara asal impor LPG RI selama 2021, mengutip data BPS:
- Amerika Serikat: 3,78 miliar kg, US$ 2,41 miliar.
- Uni Emirat Arab: 1,23 miliar kg, US$ 792,52 juta.
- Arab Saudi: 935,3 juta kg, US$ 624,55 juta.
- Qatar: 369,49 juta kg, US$ 217,78 juta.
- Kuwait: 141,37 juta kg, US$ 79 juta.
- Bahrain: 93 juta kg, US$ 51,42 juta.
- Angola: 44,87 juta kg, US$ 27,29 juta.
- Nigeria: 44 juta kg, US$ 27,29 juta.
(pgr/pgr)