
ESDM Beberkan Alasan Kenapa Produksi LPG RI Gak Naik-Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan alasan RI masih tetap melakukan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Padahal negeri ini mempunyai potensi gas bumi yang cukup besar untuk dikembangkan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan bahwa produk gas LPG sendiri minimal mempunyai kandungan campuran Propane (C3) dan Butane (C4). Sementara wilayah kerja atau Blok Migas di Indonesia tidak terlalu banyak yang mempunyai kandungan C3 dan C4 tersebut.
"Sumber WK yang potensinya kaya dengan C3 C4 ini tidak banyak di kita. Nah itu kan kalau sumbernya kita tidak banyak dengan yang seperti itu kalau kita bangun kilang kan gak tepat juga, akhirnya bahan bakunya ini kita impor juga," kata dia kepada CNBC Indonesia dalam Energy Corner, Senin (26/12/2022).
Tutuka menyadari bahwa ketergantungan Indonesia terhadap produk impor LPG masih cukup tinggi. Pasalnya, dari kebutuhan sebesar 8 juta metrik ton per tahun, 6,4 juta ton berasal dari impor.
Adapun sebagian besar kebutuhan LPG domestik yang harus dipenuhi dari impor setidaknya berasal dari dua negara besar. Diantaranya yakni Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab. "Jadi 6,4 juta ton yang perlu kita impor. Impor dari negara yang besar ya dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Beli LPG 3 Kg Pakai KTP & di Penyalur Resmi Pertamina