
Ucapan Luhut Benar! RI Tak Didikte XI Jinping, Ini Buktinya..

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan ternyata berkata benar. Bahwa Indonesia saat ini tidak didikteĀ oleh negara manapun termasuk China yang dipimpin oleh Xi Jinping.
Bukti terbarunya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang justru menekan China. Misalnya saja, soal pelarangan ekspor bijih nikel dan tahun depan Jokowi resmi melarang ekspor bijih bauksit per Juni 2023.
China diketahui menjadi penikmat utama bijih bauksit Indonesia, di mana menurut catatan Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) produksi bijih bauksit Indonesia pertahunnya mencapai 40 juta ton, diantara 35 juta - 36 juta tonnya diekspor ke China.
"Negara pengimpor bijih bauksit Indonesia saat ini adalah China. Sehingga apabila pelarangan export dilakukan tahun 2023 maka bisa dipastikan China yang akan dirugikan karena pabriknya akan mengalami kekurangan stock bijih bauksit yang akan diolah," terang Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli kepada CNBC Indonesia, Senin (26/12/2022).
Pelarangan ini memang akan merepotkan China, namun Indonesia bukan negara satu-satunya pengekspor bijih bauksit ke China. Diantaranya ada Australia, Brazil, Guniea, Vietnam. "Indonesia menguasai 4% cadangan dunia," ungkap Rizal.
Dari hasil ekspor bijih bauksit Indonesia itu, industri Cina mempergunakannya untuk menghasilkan produk antara (intermediate product) alumina dalam bentuk smelter grade alumina (SGA) dan chemical grade alumina (CGA).
"Yang kemudian dapat diolah kembali menjadi ingot alumunium dan bahan-bahan kimia untuk menghasilkan produk-produk manufaktur lainnya seperti blok mesin kenderaan, konstruksi, peralatan rumah tangga," ungkap Rizal.
Sebelumnya, Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan secara bahwa Indonesia tidak dikontrol atau dikuasai China. "Ada yang bilang Indonesia dikuasai China, saya bilang tidak mungkin," jelas Luhut dalam Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Bali, Rabu (9/11/2022).
Luhut merinci, pada 2014 lalu, Indonesia alami defisit neraca perdagangan dengan China sebesar US$ 13 miliar. Pada 2019 naik menjadi US$ 17 miliar dan 2021 turun menjadi US$ 2,5 miliar.
Lagi pula, kata Luhut China melakukan anti dumping atau pelarangan ekspor komoditas tertentu dari Indonesia ke China sebanyak 20%. "China mendorong anti dumping ke Indonesia 20%. Itu berarti Indonesia lebih efisien dari sebelumnya," kata Luhut lagi.
Luhut juga berkelakar bahwa Indonesia merupakan negara yang canggih dan diklaim sebagai negara yang memiliki super power. "Saya hanya mengingatkan Perdana Menteri (Helen Clark), Anda tahu beberapa orang yang tidak tahu negara kita sangat canggih, Anda tahu sangat kuat. Canggih adalah lelucon di Indonesia," ucapnya.
Adapun saat ini, industri hilirisasi juga terus dilakukan oleh Indonesia. Sebelum adanya hilirisasi, pada 2015 Indonesia melakukan ekspor nikel ore dengan hanya mengantongi US$ 1,2 miliar, dan kemudian meroket hingga US$ 20,9 miliar pada 2021.
Namun, dengan adanya hilirisasi, Luhut optimistis, dari hilirisasi ini, Indonesia dapat meraup keuntungan hingga US$ 28 miliar. "Tahun ini kita percaya kita bisa tumbuh sekira US$ 28 miliar. Dulu kami merencanakan target kami US$ 30 miliar, namun karena lockdown di China, kami mengurangi target kami," jelas Luhut.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Cuma Rp326 T, Jokowi Bakal Ketiban 'Durian Runtuh' Lagi