Tutup Tahun yang Apik, Jokowi Ketiban 'Durian Runtuh' Rp514 T

pgr, CNBC Indonesia
Senin, 26/12/2022 11:55 WIB
Foto: Jokowi di peresmian stasiun Manggarai Tahap 1. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) nampaknya bakal bergembira pada akhir tahun ini. Kesuksesannya mengembangkan hilirisasi nikel di dalam negeri berbuah manis dan diprediksi sampai pada tutup tahun ini, Indonesia akan mendapatkan nilai tambah dari ekspor hilirisasi nikel mencapai US$ 33 miliar atau Rp514 triliun (kurs Rp15.600 per US$).

Dalam catatan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), sampai pada Oktober 2022 ini, nilai ekspor dari hilirisasi nikel itu sudah menembus US$ 28,3 miliar dan di akhir tahun ini ditargetkan bisa mencapai US$ 33 miliar atau Rp514 triliun.

Hal itu pernah diungkapkan sebelumnya oleh Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto. Ia bilang, bahwa Indonesia telah melaksanakan pengembangan industri bernilai tambah dari sektor komoditas nikel.


Nilai tambah tersebut seperti yang diketahui dilakukan melalui hilirisasi nikel menjadi besi baja. Bahkan, ke depan dari turunan nikel tersebut akan dikembangkan lagi nilai tambahnya menjadi baterai lithium

Sebagai gambaran, kata Septian Seto, nilai ekspor dari hilirisasi nikel itu pada Oktober ini sudah mencapai US$ 28,3 miliar. Ditargetkan sampai dengan akhir tahun ini angkanya bisa mendekati US$ 33 miliar atau Rp 514 triliun.

"Kami estimasi angka mendekati US$ 33 miliar. Ini adalah suatu yang sangat signifikan," terang Septian Seto dalam Forum Kemitraan Investasi, Rabu (7/11/2022).

Memang, saat ini pemerintah sedang gencar mengambangkan hilirisasi sektor pertambangan sebagai cara meningkatkan nilai tambah. Septian Seto menyebutkan, jaman dulu mindset ekonomi Indonesia seperti 'ayam' atau dalam hal ini menggali kemudian di makan. Kemudian berlanjut dengan ekonomi 'monyet' ketika dipetik langsung di makan.

"Saya kira mindset-nya berubah bagaimana kita menggunakan SRM kita, kekayaan kita yang mentah menjadi value added-nya lebih tinggi. Itu akan signifikan dampaknya,"

"Kita sudah mulai nikel dari besi baja, kita akan mengarah pada baterai lithium," tandas Septian Seto.

Tak cukup sampai di nikel, Presiden Jokowi juga sudah resmi melarang kegiatan ekspor bijih bauksit dimulai pada Juni 2023. Presiden Jokowi menginginkan adanya hilirisasi dari komoditas bauksit ini.

Kelak, kelak dari hasil penyetopan ekspor bijih bauksit dan pengembangan hilirisasi bauksit di dalam negeri, pendapatan negara akan mengalami kenaikan yang signifikan menjadi kurang lebih Rp62 triliun dibandingkan pada tahun-tahun ini yang mencapai Rp21 triliun.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ahli UGM Sebut Kerugian Tambang Raja Ampat Lampaui Kasus Timah