Lho Kok! Konsumsi Listrik Nataru Malah Turun 12%

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
25 December 2022 18:55
Direktur Jenderal EBTKE: Rida Mulyana
Foto: Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana. CNBC Indonesia/ Muhammad Luthfi Rahman

Cilegon, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beberkan konsumsi listrik selama liburan Natal 2022 dan tahun baru 2023 (Nataru) justru turun.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengungkapkan setelah kunjungan Kementerian ESDM ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Cilegon, Banten. Dia menyebutkan bahwa konsumsi listrik selama Nataru berkurang hingga 12%.

Rida mengungkapkan hal tersebut karena selama liburan Nataru, pelaku industri yang mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar sedang libur. Dia menyatakan hal tersebut membuat konsumsi listrik dalam negeri turut berkurang hingga 12%. Rida mengungkapkan penurunan tersebut jika terhitung secara tahunan atau year on year (yoy) dari kondisi normal.

"Kalau listrik kan banyak orang libur, terutama banyak industri yang libur kemudian konsumsinya relatif menurun 12%, year on year biasanya atau 12% itu dari kondisi normal, dari beban puncak normal ya," ujarnya saat ditemui usai acara Kunjungan Kerja Kementerian ESDM ke LPG Terminal Tanjung Sekong, Banten, Minggu (25/12/2022).

Dia mengungkapkan penurunan tersebut terlihat dari data kurva beban bila dibandingkan dengan periode sebelum Nataru.

"Biasanya sih, ini kan ada perubahan beban ya, setiap hari itu kan PLN membuat kurva beban turun naik ada jam-jamnya. Dibandingkan dengan kurva beban normal keseharian sebelum Nataru, dibandingkan dengan itu tuh turun 12%," jelasnya.

Menurutnya, penurunan tersebut selain karena industri yang ikut libur, termasuk juga salah satu pemicunya adalah karena pusat perbelanjaan yang juga tutup saat Nataru.

"Nah turunnya tadi itu dari listrik adanya kegiatan yang terhenti dari sisi industri kan, di mall-mall mungkin ada beberapa yang tutup, kemudian bebannya turun. Yang naik mungkin di tempat wisata dan di rumah tangga karena banyak orang diam di rumah," pungkasnya.

Adapun, Rida menyebutkan perbandingan konsumsi listrik pada tahun lalu di Jamali (Jawa, Madura, Bali) mencapai beban puncak sebanyak 27 ribu hingga 28 ribu Mega Watt (MW). Dia menyebutkan hingga saat ini di lokasi yang sama, beban listrik mencapai 29 ribu MW. Sehingga, menurutnya, konsumsi listrik terus menunjukkan tren menaik.

"Tahun lalu kan beban puncaknya kurang lebih di Jamali itu 28 atau 27 ribuan (MW), atau sebelum Covid kan 26 ribu (MW) ya, sekarang itu 28 sampai 29 ribu Mega Watt di sistem Jamali artinya nanjak terus," tandasnya.

Menyangkut hal ini, ternyata suplai listrik dalam negeri mengalami kelebihan pasokan. Seperti yang disebutkan sebelumnya oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif memastikan kondisi kelistrikan secara nasional per tanggal 11 Desember 2022 dalam kondisi aman.

Di mana daya mampu nasional sebesar 46,82 gigawatt (GW) dengan beban puncak sebesar 35,24 GW. Dengan begitu, maka masih terdapat sisa cadangan operasi sebesar 11,58 GW atau sekitar 32,86%.

"Apabila dirinci pada 22 sistem kelistrikan besar maka terdapat 19 sistem kelistrikan dalam kondisi normal, 3 sistem kelistrikan kondisi siaga, serta tidak ada sistem kelistrikan defisit daya," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Selasa (14/12/2022).

Seperti diketahui, permasalahan kelebihan listrik atau over supply listrik hingga kini masih mendera PT PLN (Persero). Hal tersebut imbas dari prediksi pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai harapan, sementara pembangkit baru terus bermunculan.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 11.819 Keluarga Terima Program Sambung Listrik Gratis PLN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular