Harga Dibatasi US$60/Barel, Rusia Siap Potong Produksi Minyak

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 23/12/2022 21:10 WIB
Foto: Mangki minyak operator pipa minyak Transneft di terminal minyak mentah Kozmino di pantai Teluk Nakhodka dekat kota pelabuhan Nakhodka, Rusia. (REUTERS/Tatiana Meel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya dapat memangkas produksi minyak sebesar 5%-7% pada awal 2023. Ia mengatakan, pemotongan itu bisa mencapai 500.000-700.000 barel per hari (bph).

Rencana ini diambil sebagai respons pembatasan harga pada produk mentah minyak dan olahannya, serta menghentikan penjualan ke negara-negara yang mendukungnya.

Novak juga mengatakan bahwa meskipun ada upaya Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas Rusia, ekspor energi dari Rusia diminati di seluruh dunia dan Moskow telah mendiversifikasi pembelinya.


Sehingga, kata Novak, akan sulit menyediakan pembangunan ekonomi global tanpa energi Rusia, dan memperkirakan kemungkinan kekurangan gas di Eropa, yang telah memberlakukan pembatasan harga gas, serta minyak.

Uni Eropa, negara-negara G7, dan Australia memberlakukan batas harga US$ 60 per barel atas minyak Rusia mulai 5 Desember 2022, selain embargo Uni Eropa atas impor minyak mentah Rusia melalui laut dan janji serupa oleh Inggris, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat.

"Kami percaya bahwa dalam situasi saat ini, adalah mungkin untuk mengambil risiko produksi yang lebih rendah daripada dipandu oleh kebijakan penjualan terkait batas harga," kata Novak pada Jumat (23/12/2022), melansir Reuters.

"Hari ini US$ 60, besok bisa apa saja, dan bergantung pada beberapa keputusan yang dibuat oleh negara-negara yang tidak bersahabat tidak dapat diterima oleh kami," pungkasnya.

Novak mengatakan dekrit itu akan melarang penjualan minyak dan produk minyak ke negara-negara yang mengikuti batasan harga dan perusahaan yang menuntut kepatuhannya.

Dia juga mengatakan bahwa produksi minyak Rusia diperkirakan akan meningkat tahun ini menjadi 535 juta ton (10,7 juta barel per hari) dari 524 juta ton pada tahun 2021, sementara produksi gas alam akan turun hingga seperlima menjadi 671 miliar meter kubik.

Sehari sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan mengeluarkan keputusan awal minggu depan tentang tindakan Moskow sebagai tanggapan atas pembatasan harga tersebut.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lifting Migas Hingga Mei 2025 Lebih Rendah Dari Target APBN