
Jreng! Jokowi Perpanjang Kontrak Raksasa Migas Inggris

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia siang ini, Jumat (23/12/2022), dijadwalkan akan memberikan perpanjangan kontrak minyak dan gas bumi (migas) salah satu raksasa migas dunia asal Inggris, BP, di proyek gas Tangguh di Papua Barat.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), siang ini akan dilakukan penandatanganan perpanjangan Kontrak Kerja Sama (Production Sharing Contract/ PSC) untuk tiga blok migas BP di Proyek Tangguh, yakni KKS Berau, Muturi, dan Wiriagar.
Sejumlah pejabat terlihat sudah hadir di Kementerian ESDM untuk menyaksikan acara ini.
![]() Penandatanganan Perpanjuangan KKS Berau. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati) |
Sebelumnya, BP telah meminta perpanjangan kontrak kerja sama (Production Sharing Contract/ PSC) minyak dan gas bumi (migas) kepada Pemerintah Indonesia terkait Proyek Kilang LNG Tangguh yang berada di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Padahal, proyek yang mencakup Wilayah Kerja (WK) atau Blok Wiriagar, Berau dan Muturi tersebut baru berakhir kontraknya pada 2035 mendatang. Artinya, masih ada waktu 13 tahun lagi hingga kontrak ini berakhir.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan, pengajuan perpanjangan kontrak (PSC) BP untuk WK Wiriagar, Berau dan Muturi rencananya untuk 20 tahun berikutnya setelah 2035.
Menurutnya, evaluasi dari SKK Migas sendiri mengenai proposal perpanjangan BP sudah rampung.
"Sekarang masih dalam proses. Evaluasi dari SKK sudah selesai," kata dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/11/2022).
Kemal menjelaskan, pertimbangan BP mengajukan izin perpanjangan lebih awal lantaran perusahaan ingin mempertahankan produksi dari tiga train Kilang LNG Tangguh, salah satunya melalui kegiatan eksplorasi yang dipercepat.
"Sehingga hasil temuan cadangan akan dapat diproduksikan untuk memperpanjang produksi dari 3 Train Tangguh," kata dia.
Untuk diketahui, proyek Kilang LNG Tangguh merupakan pengembangan dari enam lapangan gas terpadu yang terletak di wilayah Kontrak Kerja Sama (PSC) Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat, dengan luas 5.966,9 km2.
Kilang LNG Tangguh mulai berproduksi pada 2009, empat tahun setelah memperoleh persetujuan dari Pemerintah Indonesia. Saat ini produksi LNG baru berasal dari dua train yakni Train 1 dan Train 2. Namun, kini perusahaan juga tengah membangun Train 3 yang diharapkan bisa beroperasi pada kuartal I 2023 mendatang.
Cadangan gas di Proyek Tangguh ini ditemukan pada pertengahan tahun 1990-an oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO). Tangguh LNG dioperasikan oleh BP Berau Ltd. (100% milik BP). Anak perusahaan lain milik BP lainnya dalam pengembangan Tangguh LNG ini adalah BP Muturi Holdings B.V., BP Wiriagar Ltd. dan Wiriagar Overseas Ltd, sehingga membuat BP memiliki 40,22% kepemilikan di Tangguh LNG.
Adapun mitra-mitra kerja lainnya di proyek Tangguh ini yaitu:
MI Berau B.V. (16,30%)
CNOOC Muturi Ltd. (13,90%)
Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd. (12,23%)
KG Berau Petroleum Ltd (8,56%)
KG Wiriagar Petroleum Ltd. (1,44%)
Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc. (7,35%).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usulan Perpanjangan Kontrak Migas BP Sulit Dikabulkan Jokowi