KLHK Ungkap Sektor Ini Bisa Tekan Emisi Secara Signifkan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia selaku National Focal Point UNFCCC telah menyampaikan peningkatan ambisi penurunan emisi gas rumah kaca melalui dokumen Enhanced NDC (ENDC) Indonesia demi mencapai Net Zero Emission (NZE) di 2060 atau lebih cepat.
Adapun ENDC tersebut telah dimutakhirkan mengenai perkembangan kebijakan nasional, kebijakan adaptasi perubahan iklim dan kerangka transparansi untuk meningkatkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Lakshmi Dhewanti mengatakan peningkatan tersebut meliputi pengurangan GRK dengan kemampuan sendiri dari yang sebelumnya sebesar 29% meningkat ke 31,89%, sedangkan target dengan dukungan internasional sebesar 41% meningkat ke 43,20%.
"Untuk mencapai penambahan target ini ada 5 sektor yang berperan dalam komitmen NDC yang meliputi sektor energi, forest (kehutanan) atau other land use, pertanian, limbah, dan industri. Energi dan kehutanan menyumbang paling tinggi untuk penurunan emisi gas rumah kaca," ujarnya dalam Forum Transisi Energi - Strategi Transisi Energi Indonesia, Kamis (22/12/2022).
Lakshmi menambahkan, di sektor kehutanan, pengurangan GRK dapat dicapai dengan Indonesia's FOLU Net Sink 2030 yang akan menurunkan 60% GRK di sektor kehutanan melalui meningkatkan rehabilitasi lahan gambut, konservasi mangrove, dan lain sebagainya.
Adapun target pengurangan GRK di sektor kehutanan adalah -140 juta co2 ekuivalen. Lakshmi mengungkapkan bahwa dengan target itu, kelebihan di sektor energi dinetralisasi dengan sektor kehutanan.
"Tidak hanya energi, sektor lain juga. Bahkan di 2060 kita rencana pengurangan emisi GRK di pertanian -326 juta ton equivalent co2," tambahnya.
Ada juga di sektor limbah yang akan mengurangi emisi melalui limbah domestik dan industri, baik limbah cair dan padat,. Sektor industri juga dengan konsep industri hijaunya, dan sektor pertanian dengan smart agriculture nya.
Ke depan, masih akan ada lebih banyak lagi sektor yang juga akan dimasukkan untuk mengurangi emisi. Dia berharap nantinya sektor pesisir dan laut dengan blue carbonnya juga bisa berperan.
"Sub sektor lainnya juga akan masuk dan kita yakin akan meningkatkan target. Karena narasinya 2060 lebih cepat, lebih cepat bisa dengan dukungan internasional dan upaya kita meningkatkan aktivitas dan pengurangan GRK yang lebih kuat," pungkasnya.
(dpu/dpu)