
Menilik Strategi Transisi Energi Indonesia
Dalam forum ini, para ahli, pemangku kepentingan, hingga pelaku industri menyampaikan aspirasi dan pandangannya untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia.

Suasana Forum Transisi Energi, dengan tema "Strategi Transisi Energi Indonesia" di Menara Bank Mega (MBM) Jakarta, Kamis (22/12/2022). Dalam forum ini, para ahli, pemangku kepentingan, hingga pelaku industri mendapatkan ruang bicara untuk menyampaikan aspirasi dan pandangannya untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia.(CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Dalam forum ini hadir dalam Sesi I, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM RI Dadan Kusdiana, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, Direktur Jenderal PPI KLHK RI Laksmi Dewanthi akan membahas tentang 'Transisi Energi Indonesia: Menjawab Tantangan dan Memperkuat Strategi". Pada Sesi II diskusi mengambil tema "Mempercepat Laju Transisi Hijau di Indonesia". Narasumber yang akan menjadi panelis yakni Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto, CEO Pertamina New & Renewable Energy Dannif Danusaputro, Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, dan Anggota Dewan Energi Nasional Satya Widya Yudha. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Dalam dialog ini, para narasumber mengupas progress persiapan transisi energi nasional sejauh ini termasuk komitmen untuk target NZE. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus mengupayakan agar pemanfaatan gas bumi di Indonesia dapat terserap secara optimal. Salah satunya melalui pembangunan infrastruktur yang masif. Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti menjelaskan dalam transisi energi, gas bumi dipandang sebagai komoditas strategis yang dapat dikembangkan lebih jauh. Mengingat, RI menyimpan segudang kekayaan gas bumi yang cukup melimpah. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa pemanfaatan energi bersih atau ramah lingkungan sangat mahal. Sehingga tidak heran sejak dulu berbagai negara termasuk China sangat mengandalkan energi fosil seperti batu bara. Untuk transisi sendiri hingga 2060, Indonesia membutuhkan penambahan kapasitas listrik sekitar 250 GW yang berbasis pada Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan biaya ditaksir mencapai Rp 12.000 triliun. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

CEO Pertamina New & Renewable Energy Dannif Danusaputro mengungkapkan bahwa pihaknya perlu menjaga ketahanan energi karena Indonesia merupakan negara berkembang yang memerlukan sumber energi fossil. Oleh karena itu, meski menjalankan agenda transisi energi, pihaknya selaku produsen minyak dan gas tetap mempertahankan dan menambah produksi. Khususnya gas.. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)