Dinilai Aman, Wilayah RI Ini Cocok Dibangun Pembangkit Nuklir

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 21/12/2022 19:07 WIB
Foto: Infografis/5 Negara Produsen Energi Nuklir Terbesar DI Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kini telah membuka celah untuk mengolah pertambangan bahan galian nuklir. Hal tersebut seiring dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2022 tentang Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Bahan Galian Nuklir.

Diterbitkannya PP No.52 tahun 2022 tersebut menjadi lampu hijau bagi pelaku usaha yang ingin menambang ataupun membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

Lantas, amankah wilayah Indonesia untuk dibangun PLTN?


Kepala Badan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Periode 2013-2018 Djarot Sulistyo mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan ring of fire atau dikelilingi oleh gunung berapi yang aktif. Dia menyebutkan hal tersebut perlu menjadi catatan kehati-hatian pemerintah dalam membangun PLTN di Indonesia.

Djarot mengungkapkan, Indonesia sebagai negara ring of fire bisa menjadi berkah karena Indonesia bisa memanfaatkan energi geothermal. Namun, hal ini perlu menjadi perhatian lantaran ring of fire juga bisa menjadi kewaspadaan Indonesia dalam membangun PLTN.

"Ring of fire itu bisa memberikan berkah, ada geothermal. Tapi juga memberikan catatan kehati-hatian kita," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam Mining Zone, dikutip Rabu (21/12/2022).

Namun, Djarot masih optimistis bahwa tidak semua wilayah Indonesia merupakan kawasan ring of fire. Dia menyebutkan ada beberapa wilayah di Indonesia yang masih tergolong aman untuk dibangun PLTN.

Menurutnya, daerah Kalimantan, Bangka, dan beberapa wilayah di Sumatera menjadi wilayah yang potensial untuk dibangun PLTN. Hal tersebut mengingat bahwa daerah tersebut tidak termasuk dalam kawasan ring of fire.

"Tapi tidak semua daerah kita ring of fire, kalau kita lihat daerah Kalimantan, di utara sana, kemudian di Bangka, atau beberapa wilayah di sekitar Sumatera ada yang tidak ring of fire. Nah pilihan-pilihan tersebut bisa jadi prioritas utama," bebernya.

Djarot juga mencontohkan, Jepang juga merupakan wilayah ring of fire, namun Jepang bisa memiliki 33 PLTN aktif. Hal tersebut menurutnya menunjukkan bahwa teknologi juga bisa menjadi solusi atas kekhawatiran akan gempa dan tsunami yang mungkin saja bisa terjadi.

"Tapi jangan lupa teknologi juga bisa jadi solusi untuk keadaan gempa atau keadaan lain seperti Jepang. Karena Jepang itu semua ring of fire, tapi mereka punya 33 PLTN yang beroperasi," tuturnya.

Karena tidak semua wilayah di Indonesia termasuk dalam ring of fire, maka menurutnya potensi untuk terjadinya gempa dan tsunami sedikit. Dengan demikian, wilayah tersebut bisa menjadi prioritas utama dalam pembangunan PLTN dalam negeri.

"Tapi kita di Indonesia iu ada daerah yang di mana potensi gempa dan tsunami sangat rendah. Jadi ini lebih mudah diterima masyarakat, misal di Bangka atau Kalimantan misalnya. Kebetulan ada IKN yang di mana riwayat gempa lebih rendah dari daerah ring of fire di Indonesia," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, untuk mendukung pengembangan pembangkit nuklir di Indonesia, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 tahun 2022 tentang Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Bahan Galian Nuklir.

Dalam Pasal 6 beleid itu menjelaskan, pertambangan bahan galian nuklir dikelompokkan dalam tiga jenis, yakni pertambangan mineral radioaktif, pengolahan mineral ikutan radioaktif, dan penyimpanan mineral ikutan radioaktif. Adapun mineral ikutan radioaktif diantaranya seperti uranium dan thorium.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: ESDM Kaji Peluang Koperasi Desa Merah Putih Kelola Tambang