RI Heboh Mau Jadi Raja Baterai EV, Gimana Nasib Limbahnya?

News - Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
21 December 2022 18:45
Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co Foto: Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah saat ini tengah berambisi menjadi salah satu pemain ekosistem baterai kendaraan listrik kelas dunia. Hal tersebut menyusul melimpahnya cadangan nikel sebagai bahan baku produksi baterai kendaraan listrik.

Namun, dengan adanya produksi baterai secara besar-besaran tersebut, bagaimana dengan nasib pengelolaan limbah dari baterai kendaraan listrik itu sendiri? Apakah Indonesia sudah siap untuk mengelola limbahnya?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan proses pengolahan limbah baterai di Indonesia. Bahkan, proses daur ulang alias recycle baterai listrik sudah dibangun di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.

"Itu semua di-recycle, itu kemarin di Morowali sudah disiapkan jadi recycle dari baterai untuk diurai lagi, recycle elektronik untuk dipecah per komponen lagi. Memang kalau elektronik memang harus di-recycle," ungkapnya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (21/12/2022).

Meski begitu, proses pengolahan daur ulang limbah baterai harus mempertimbangkan volume impor dan ekspor untuk mencapai nilai keekonomian. Misalnya, apabila proses pengolahan limbah baterai di dalam negeri tidak mencukupi nilai keekonomiannya, maka harus diproses di tempat lain.

"Makanya, di Morowali diproses semacam itu," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah terus berupaya merealisasikan pembangunan pabrik baterai untuk kendaraan listrik (Electric Vehicle/ EV Battery) di Tanah Air. Sejumlah proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi dari hulu hingga hilir pun mulai digarap.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, produksi pertama baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia ditargetkan akan dimulai paling lambat pada kuartal III-2024 mendatang.

Rencana tersebut sedikit mundur dari target awal, di mana kala itu pemerintah menyebut produksi pertama baterai kendaraan listrik mulai dilakukan pada kuartal II-2024.

"Sekarang sudah jalan. Kuartal kedua atau ketiga akan kita produksi baterai kita sendiri," kata Luhut, Rabu (9/11/2022).

Luhut tidak merinci penyebab mundurnya target produksi baterai kendaraan listrik pertama. Namun, eks Kepala Staf Kepresidenan itu memastikan akan membuka peluang kerja sama dengan siapapun untuk merealisasikan rencana tersebut.

Sebelumnya, Luhut juga telah menargetkan pada 2028 mendatang Indonesia bisa menjadi penghasil baterai listrik terbesar dunia. Hal tersebut bisa dilakukan, jika tidak ada aral melintang.

"Sekarang lithium battery kita berharap bisa produksi nanti pada kuartal II 2024. Kalau sesuai rencana semua berjalan, kita bisa jadi negara penghasil baterai kedua di dunia pada 2028. Ini angka yang bagus," kata Luhut beberapa waktu lalu.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Bukan Main! Luhut Ramal RI Jadi Pemain Baterai EV Top 2 Dunia


(wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading