Dunia Ingin Kuasai 'Harta Karun' RI, Termasuk Mantan Penjajah

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
21 December 2022 15:00
FILE PHOTO: A worker holds iron ore at the Krakatau Bandar Samudra port, a subsidiary of PT Krakatau Steel Tbk in Cilegon, Indonesia's Banten province February 21, 2013. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: Bijih Besi (REUTERS/Beawiharta)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia kaya akan sumber daya alam berupa mineral khususnya nikel. Atas kekayaan 'harta karun' itu dunia ingin menguasainya dalam bentuk mentah yang di ekspor termasuk salah satunya adalah negara yang menjadi mantan penjajah Indonesia.

Karena tak bisa menguasai nikel Indonesia, akhirnya Indonesia digugat ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) lantaran kebijakan Indonesia yang melarang ekspor bijih nikel. Kegiatan ekspor nikel baru bisa dijalankan tatkala hilirisasi di dalam negeri berkembang.

Anggota Pokja Hilirisasi Mineral dan Batubara Kadin, Djoko Widajatno mengatakan beberapa pihak yang menggugat Indonesia ke World Trade Organization (WTO) atas larangan ekspor bijih nikel rupanya adalah mantan penjajah Republik Indonesia.

Adapun, sikap yang dilakukan Uni Eropa tersebut dinilai hampir mirip seperti apa yang dilakukan VOC di masa penjajahan Belanda di Indonesia. Sementara nikel sendiri diketahui bakal menjadi komoditas yang strategis di masa depan guna mendukung ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai.

"Jadi negara-negara yang mencoba untuk masalahkan ekspor nikel ini latar belakangnya sebenarnya ingin menguasai sumber daya alam kita demi kemakmuran mereka, tetapi mereka melupakan bahwa Pak Jokowi juga menyampaikan mari kita membangun ekonomi dunia dengan semangat kerja sama," kata dia dalam acara Closing Bell di CNBC Indonesia, dikutip Rabu (21/12/2022).

Sehingga wajar, apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibuat mangkel dengan perilaku asing yang mencoba mengatur Indonesia. Apalagi negara-negara yang tergabung di dalam Uni Eropa merupakan negara yang pernah menjajah Indonesia.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki cita-cita untuk menjadi pemain baterai hingga kendaraan listrik kelas dunia. Pasalnya, sumber daya untuk membuat komponen baterai hingga kendaraan listrik tersebut ada di Indonesia. Negara ini memiliki kekayaan nikel yang luar biasa besar, bahkan menjadi pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia", Indonesia disebut memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.

Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019. "Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku nikel dunia," tulis keterangan data tersebut.

Presiden RI Joko Widodo memberikan gambaran pada larangan ekspor nikel. Ia bilang, dalam penyetopan ekspor nikel, pendapatan negara melalui ekspor nikel yang sudah dihilirisasi melejit hingga US$ 30 miliar dari yang sebelumnya hanya US$ 1,1 miliar.

"Ada lompatan nilai tambah. Sebelumnya itu betapa kita dirugikan berpuluh puluh-tahun. Pajak gak dapat kalau kita ikut miliki deviden gak dapat royalti gak dapat, bea ekspor juga gak dapat pembukaan lapangan kerja gak dapat. Hari ini kita tambah lagi nanti kita umumkan satu komoditas yang kita miliki setelah dari sini," ungkaP Jokowi.

Adapun Presiden Jokowi juga siap pasang badan apabila kebijakannya melarangĀ ekspor bauksit kembali digugat ke WTO. "Nikel di gugat nanti ini diumumkan (bauksit) digugat lagi tidak apa-apa suruh gugat lagi," tandas Jokowi.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harta Karun RI Hingga 54 Negara Terancam Malapetaka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular