
Kepemilikan Asing di SBN Ciut, Sri Mulyani Angkat Bicara

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) semakin menciut. Tren ini berlangsung dalam empat tahun terakhir.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA edisi November, Selasa (20/12/2022).
"Kepemimlikan asing terhadap bond kita mengalami penurunan 14,64%. Ini menurun secara continue selama 4 tahun terakhir," ujarnya.
Pada 2018, besaran kepemilikan asing mencapai 38,5%. Angka ini turun menjadi 25,16% pada 2019. Kemudian turun di kisaran 19% pada 2020, hingga besarannya saat ini mencapai 14,64%.
Menurut Sri Mulyani, penurunan ini tidak menimbulkan tekanan swing atau naik/turun pada yield atau imbal hasil SBN ataupun disebabkan oleh capital outflow.
Namun, Sri Mulyani menegaskan Indonesia tetap harus menjaga daya tarik SBN karena ini adalah bagian dari strategi pembiayaan APBN yang harus terus dijaga.
Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani mengakui bahwa kinerja SBN Indonesia terpengaruh oleh kondisi global. Selain capital outflow atau arus keluar, kenaikan suku bunga di beberapa negara maju juga turut mempengaruhi. Ini adalah dua faktor yang sangat menentukan pergerakan SBN. Bahkan, Indonesia mengalami capital outflow hingga Rp 132 triliun sepanjang tahun ini.
Untungnya, yield SBN 10 tahun Indonesia masih bisa dijaga di kisaran 6,86%, dibandingkan dengan US Treasury yang mencapai 4,59%.
"Spread-nya menjadi narrower, atau semakin kecil. Dalam hal ini Indonesia spread-nya mencapai 338," ujarnya. Jauh lebih kompetitif dari India sebesar 380 dan Filipina sebesar 331.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Pemilu, Asing Bakal Kabur atau Tetap di RI Tahun Depan?