Meikarta, Ide Kota Mandiri ala Amerika yang Gagal Total

Jakarta, CNBC Indonesia - Megaproyek Meikarta sedang menjadi pembicaraan publik karena pembangunannya mangkrak. Sejak digarap pada 2016, tidak jelas kapan bangunan tersebut akan selesai. Alih-alih dihuni manusia, bangunan yang ada dikabarkan malah ditumbuhi tanaman liar.
Berbagai janji manis yang ditawarkan pengembang pun kini menjadi angin lalu. Ketidakpastian ini jelas membuat para pembeli hunian menjadi pihak yang sangat dirugikan. Sebab, mereka tetap membayar cicilan, tetapi tak kunjung mendapatkan unit. Atas dasar inilah mereka melakukan protes untuk mendapat kejelasan.
Meikarta adalah satu dari sekian banyak proyek kota mandiri dan kota terencana di Indonesia yang dikembangkan swasta. Pengembangnya adalah Lippo Group, pemain lama yang sudah malang-melintang di sektor pengembangan kota baru, yang jejak konsepnya banyak diadopsi dari negara lain.
Bermula dari Paman Sam
Awal mula kemunculan kota baru dan mandiri sebetulnya bermula dari Negeri Paman Sam, tepatnya di Virginia, sejak tahun 1680-an. Virginia adalah koloni Inggris pertama di Amerika dan menjadi pusat ekonomi dan politik. Karenanya, wilayah ini menjadi daya tarik banyak masyarakat untuk beraktivitas di sana.
Mengutip laman resmi pemerintah Virginia, pesatnya pertumbuhan kota membuat pejabat kolonial Inggris ingin mengelompokkan wilayah berdasarkan profesi masyarakat. Nantinya, tiap profesi akan memiliki wilayah tersendiri dan terpisah dari profesi lain. Tujuannya agar pemerintah dapat memantau arus perdagangan dan
memudahkan pemungutan pajak.
Singkat cerita, pengelompokkan ini berhasil dilakukan. Seiring berjalannya waktu, keputusan ini kemudian melahirkan pusat-pusat ekonomi baru. Masyarakat dapat hidup secara mandiri tanpa bantuan dari pemerintah.
Mereka mampu menjalankan roda perekonomian, membuka lahan baru, dan membangun berbagai fasilitas publik di tiap wilayah tanpa campur tangan pemerintah. Menyikapi kondisi seperti ini, pemerintah kolonial senang atas munculnya pusat pertumbuhan baru. Lantas, pemerintah kemudian mengesahkan sistem seperti ini pada tahun 1770-an. Dari sinilah, konsep kota mandiri atau independent city dikenal.
"Kota mandiri adalah kota yang tidak berada di wilayah kota atau kabupaten mana pun dan dianggap sebagai wilayah mandiri yang tunduk langsung pada pemerintah negara bagian," tulis Biro Sensus Amerika Serikat dalam States, Counties, and Statistically Equivalent Entities.
Tentunya, seiring perkembangan teknologi dan perubahan pemikiran sosial-politik, arti tersebut menyesuaikan dengan situasi zaman dan kondisi tiap negara. Kini, banyak negara yang juga memperbolehkan sistem seperti ini. Lazimnya, dikembangkan oleh pihak swasta.
Dibawa ke Indonesia
Di Indonesia, pengembangan kota mandiri diprakarsai oleh Ciputra. Seperti dikutip laman resmi Sinarmas, pada 1984, ia mengubah lahan karet di wilayah Serpong menjadi perumahan yang terintegrasi dengan area bisnis dan komersial, atau istilahnya township.
Sementara Lippo Group, adalah pengembang kedua yang menggarap proyek seperti ini. Langkah pertamanya mengubah kawasan gersang tandus di Karawaci seluas 400 hektare menjadi kawasan perdagangan dan perumahan elite. Dalam otobiografinya berjudul Manusia Ide (2016), Mochtar Riady ingin menyulap Karawaci sebagai sarana perumahan yang aman dan nyaman bagi para pimpinan dan staf perusahaan dengan berbagai fasilitas seperti mall, supermarket, rumah sakit, sekolah internasional, dan sarana lainnya. Semua sarana dan fasilitas tersebut dipercaya akan jadi daya tarik kegiatan ekonomi yang besar di masa depan.
Tak hanya Karawaci, Lippo Group pun mengubah lahan tandus di Cikarang menjadi area industri terpusat dan pemakaman mewah. Mereka berkaca pada keberhasilan Cina membuat kawasan industri terpusat dan AS yang menjadikan pemakaman bukan tempat yang menyeramkan. Kini, proyek tersebut dinamai Pusat Industri Cikarang dan Taman Makan San Diego Hills.
Keberhasilan proyek ini lantas jadi portofolio Lippo Group untuk mempromosikan proyek Meikarta. Meikarta memang diproyeksikan menjadi hasil kerja terbesar Lippo di masa depan untuk mewujudkan kawasan elite dan modern seperti layaknya di luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Bahkan nama apartemen Lippo yang bertetanggaan dengan Meikarta diberi nama Orange County yang diambil namanya dari wilayah sebelah tenggara Los Angeles, Amerika.
Mimpi ini tercermin pada banyaknya gaya-gaya asing yang dijajakan untuk menarik perhatian supaya dapat menarik banyak pembeli. Sayangnya, masa depan proyek ini terlihat suram. Apakah ini akan menjadi kegagalan pertama Lippo Grup dalam mengembangkan kota mandiri dan dan terencana?
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasihan! Pembeli Meikarta Baru Bisa Dapat Unit Tahun 2027