Foto Internasional

Potret Baru Horor Covid China, Pasien Gawat ke RS-Peti Mayat

Pool, CNBC Indonesia
Selasa, 20/12/2022 13:00 WIB

'Horor' kenaikan kasus dan kematian Covid-19 kini menghantui China. Sejumlah foto memperlihatkan banyaknya pasien gawat ke RS dan peti mayat di sejumlah titik. 

1/8 Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). China diprediksi bakal mengalami lonjakan kematian akibat Covid-19 hingga lebih dari satu juta kasus pada 2023 jika tren penularan virus corona terus melonjak. (AP Photo/Andy Wong)

Covid-19 China terus mengalami lonjakan. Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). (AP Photo/Andy Wong)

2/8 Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). China diprediksi bakal mengalami lonjakan kematian akibat Covid-19 hingga lebih dari satu juta kasus pada 2023 jika tren penularan virus corona terus melonjak. (AP Photo/Andy Wong)

Institute of Health Metrics and Evaluation (IHME) menilai lonjakan kematian di China ini sebagian besar akibat dari pencabutan pembatasan ketat Covid-19 sejak 3 Desember. Terburu-burunya aturan serta minimnya persiapan dan pencegahan penularan usai kebijakan lockdown dicabut menjadi penyebab.  (AP Photo/Andy Wong)

3/8 Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). China diprediksi bakal mengalami lonjakan kematian akibat Covid-19 hingga lebih dari satu juta kasus pada 2023 jika tren penularan virus corona terus melonjak. (AP Photo/Andy Wong)

Covid kini menyebar di kota-kota besar. Tak hanya Beijing, Shanghai juga kembali mengalami kenaikan. (REUTERS/Aly Song)

4/8 Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). China diprediksi bakal mengalami lonjakan kematian akibat Covid-19 hingga lebih dari satu juta kasus pada 2023 jika tren penularan virus corona terus melonjak. (AP Photo/Andy Wong)

Sabtu, menurut laporan Reuters, mobil jenazah berbaris di luar krematorium Covid-19 yang ditunjuk di Beijing, di mana para pekerja dengan pakaian hazmat membawa jenazah ke dalam fasilitas tersebut. (AP Photo/Ng Han Guan)

5/8 Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). China diprediksi bakal mengalami lonjakan kematian akibat Covid-19 hingga lebih dari satu juta kasus pada 2023 jika tren penularan virus corona terus melonjak. (AP Photo/Andy Wong)

Namun sayangnya, Reuters tidak dapat segera memastikan apakah kematian itu karena Covid-19 atau bukan. (AP Photo/Ng Han Guan)

6/8 Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). China diprediksi bakal mengalami lonjakan kematian akibat Covid-19 hingga lebih dari satu juta kasus pada 2023 jika tren penularan virus corona terus melonjak. (AP Photo/Andy Wong)

Dikutip lama yang sama, jurnal lainnya yang dipublikasi pada Juli 2022 di Nature Medicine juga menyatakan 1,55 juta kematian bakal dialami China selama periode enam bulan sejak aturan ketat dicabut. Selain karena ketidaksiapan, peringatan Tahun Baru Imlek yang segera datang juga menjadi penyebab mobilitas warga yang bisa memicu kenaikan kasus dan kematian. (AP Photo/Andrew Braun)

7/8 Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). China diprediksi bakal mengalami lonjakan kematian akibat Covid-19 hingga lebih dari satu juta kasus pada 2023 jika tren penularan virus corona terus melonjak. (AP Photo/Andy Wong)

Kemarin, berdasarkan laporan AFP, China hanya mengumumkan 2 kematian karena Covid-19, perdana pasca pelonggaran. Namun analis berkata lain, meyakini jumlah sebenarnya lebih besar. (AP Photo/Ng Han Guan)

8/8 Seorang pasien didorong ke klinik demam di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Senin (19/12/2022). China diprediksi bakal mengalami lonjakan kematian akibat Covid-19 hingga lebih dari satu juta kasus pada 2023 jika tren penularan virus corona terus melonjak. (AP Photo/Andy Wong)

Kurangnya pengujian kemungkinan berarti banyak infeksi tidak diketahui. Beberapa rumah sakit terlalu penuh untuk menerima pasien sementara petugas kesehatan mungkin meremehkan Covid sebagai penyebab kematian.  (REUTERS/Aly Song)