Ekonomi China Sembuh, RI Bisa Ketiban 'Durian Runtuh' Lagi

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
20 December 2022 11:30
Aerial view from an airplane window of Pireaus port GRPIR. View of large freighter ships, nautical vessels docked while loading - unloading containers and cargo via cranes at the piers of the port at the logistics and container terminal of Perama near the commercial port of Piraeus with thousands of stacked containers. Pireas Port is a logistics hub, the largest Greek port and one of the largest in Europe, serving Athens, Attica and Greece since ancient times. The majority of Port of Piraeus is owned by China COSCO Shipping, the third largest container ship company in the world. As of 2021 the total capacity is at 8,3m TEUs. Piraeus, Greece on August 7, 2022 (Nicolas Economou/NurPhoto via Getty Images)
Foto: (NurPhoto via Getty Images/NurPhoto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelonggaran kebijakan Zero-Covid yang dilakukan China sejak 7 Desember 2022 membawa angin segar bagi kondisi eksternal Indonesia. Pasalnya, kinerja surplus neraca perdagangan Indonesia berpotensi besar berlanjut tahun depan.

Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan pelonggaran aturan Zero-Covid di China akan menaikkan permintaan bahan baku dan barang setengah jadi dari Indonesia.

"Ini pertanda kinerja ekspor Indonesia bisa lebih terjaga. China akan jadi harapan di saat ekonomi kawasan Eropa dan AS kecenderungan melambat," paparnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (20/12/2022).

China merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia, sehingga kondisi perekonomiannya akan memberikan dampak yang besar. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) pada periode Januari - November nilai ekspor ke China sebesar US$ 57,7 miliar, berkontribusi 22,78% dari total ekspor. 

Menurut Bhima, porsi ekspor ke China yang cukup besar bisa mendorong kenaikan PMI manufaktur Indonesia, terutama di sektor tekstil pakaian jadi, furnitur, besi baja dan kimia farmasi.

Dia mengingatkan bahwa momentum dibukanya kembali ekonomi China jangan sampai disia-siakan pemerintah. Hal ini karena setiap 1% ekonomi China tumbuh, efek ke Indonesia bisa naikkan PDB hingga 0,1%.

Namun, di sisi lain, Indonesia harus waspada atas bangkitnya China. Kondisi ini bisa akan dorong banjir impor.

"Itu perlu diwaspadai. Sekali raksasa industri mulai normal, mereka akan cari pasar dan Indonesia adalah pasar tujuan ekspor China yang paling menarik untuk saat ini," ujarnya.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) waswas dengan perkembangan kasus Covid-19 di China setelah pelonggaran penguncian.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price Negeri berharap China dapat mengatasi pandemi saat ini. Pasalnya, karena jumlah korban virus tersebut menjadi perhatian global karena ukuran ekonomi China.

"Korban virus menjadi perhatian seluruh dunia mengingat ukuran PDB China, mengingat ukuran ekonomi China," kata Price dalam pengarahan harian di Departemen Luar Negeri, dikutip Reuters, Selasa (20/12/2022).

"Tidak hanya baik bagi China untuk berada dalam posisi yang lebih kuat saat berhadapan dengan Covid, tetapi juga baik untuk seluruh dunia," kata Price.

Dia menambahkan bahwa setiap kali virus menyebar, maka virusnya dapat berpotensi bermutasi dan menimbulkan ancaman di mana-mana.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Tak Bisa Cuma Andalkan China, RI Wajib Perluas Pasar Ekspor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular