Panas! Qatar Ancam Gas Uni Eropa, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Qatar dilaporkan mengancam Uni Eropa (UE). Negara itu bahkan berencana menahan ekspor gas ke benua biru yang tengah dilanda krisis energi itu.
Keputusan terjadi di tengah penyelidikan otoritas Belgia atas tuduhan korupsi di Parlemen Eropa (EP), di Brussels. Dalam pemberitaan sejumlah media, Qatar disebut terkait dalam korupsi tersebut.
Ini kemudian membuat Belgia membatasi hubungan Qatar dengan lembaga itu. Hal ini membuat Qatar meradang.
"Tidak akurat," kata Qatar dalam pernyataan resmi dilaporkan Euractiv dikutip OilPrice, Senin (19/12/2022).
"Keputusan untuk memberlakukan pembatasan diskriminatif yang membatasi dialog dan kerja sama di Qatar sebelum proses hukum berakhir, akan berdampak negatif pada kerja sama keamanan regional dan global, serta diskusi yang sedang berlangsung seputar kemiskinan dan keamanan energi global," tambahnya.
"Qatar memiliki hubungan yang kuat dan lama dengan banyak negara di UE, dan kami menyampaikan terima kasih kepada mereka yang telah menunjukkan komitmen mereka terhadap hubungan ini selama gelombang serangan saat ini terhadap negara kami," kata diplomat tersebut lagi.
Perlu diketahui, skandal korupsi mengguncang PE dan diklaim terkait Qatar, bermula saat ditangkapya salah satu anggota parlemen asal Yunani, Eva Kaili. Ia ditahan oleh polisi Belgia sejak 9 Desember dengan dakwaan partisipasi dalam organisasi kriminal, pencucian uang, dan korupsi.
Dalam laporan Euronews, Kaili diduga melakukan lobi ilegal untuk mendukung negara Teluk Persia, yang diidentifikasi oleh media Belgia sebagai Qatar. Ini untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022.
Sang legislator dilaporkan 'tertangkap basah', di mana ada barang bukti berupa uang tunai 600.000 euro, 150.000 euro, serta beberapa ratus ribu euro lain di dalam sebuah koper di kamar hotel. Keadaan ini memicu pencabutan hak kekebalannya di parlementer.
"Sangat jelas bahwa beberapa kolega dari kelompok S&D memiliki agenda pro-Qatar yang kuat. Namun, saya tidak pernah berpikir bahwa dalam beberapa kasus ini mungkin terkait dengan campur tangan eksternal ilegal dan tuduhan itu mengejutkan saya," kata anggota parlemen asal Jerman Hannah Neumann kepada Euronews.
"Jika ternyata benar bahwa Qatar, atau negara lain mana pun, telah mencoba mempengaruhi Anggota PE melalui suap dalam jumlah besar, ini akan menjadi beban berat bagi hubungan diplomatik dan juga pekerjaan saya dengan delegasi," tambahnya.
(sef/sef)