Negara Ini Krisis Listrik, Tentara Terjun Jaga Pembangkit
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) telah menempatkan anggota militer di beberapa lokasi pembangkit listrik. Hal ini berkaitan dengan pemadaman bergilir yang diduga bentuk sabotase dan korupsi.
Juru Bicara Presiden Afsel Cyril Ramaphosa, Vincent Magwenya, mengatakan ada empat pembangkit listrik utama yang menjadi tempat pasukan bersenjata diturunkan. Ini untuk mengawasi laporan pencurian, sabotase, dan perusakan di beberapa pembangkit yang dijalankan oleh perusahaan listrik negara Eskom.
"Ini adalah intervensi yang disambut baik oleh Eskom karena dengan jelas menunjukkan bahwa hari-hari penyimpangan dan aktivitas jahat akan ditangani oleh pemerintah," katanya dikutip Voice of America, Senin, (19/12/2022).
Pekan lalu, CEO Eskom Andre de Ruyter memutuskan untuk berhenti dari jabatannya. Ia mengatakan itu sebagian karena perjuangan yang dia hadapi dalam mencoba membalikkan Eskom dalam menghadapi kejahatan dan korupsi.
Afsel sendiri telah terperosok dalam krisis energi selama lebih dari satu dekade. Saat ini, negara tersebut mengalami pemadaman listrik terjadwal setiap hari, terkadang selama 10 jam sehari.
Dikenal di sini sebagai 'pelepasan muatan', pemotongan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi tekanan pada jaringan yang kewalahan.
Eskom menyalahkan generator batu baranya yang menua dan kurangnya pemeliharaan atas kerusakan rutin, yang berdampak buruk pada ekonomi paling maju di Afrika.
Warga Afsel juga telah menyuarakan rasa frustrasi yang meningkat atas kegagalan partai berkuasa di negara itu, Kongres Nasional Afrika (ANC), untuk mengendalikan krisis listrik.
(luc/luc)