Waduh! Di RI, Anak Kecil Jadi Petani, Generasi Ini Terbanyak

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Senin, 19/12/2022 14:40 WIB
Foto: Ilustrasi petani padi/ CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan petani di dalam negeri ternyata bukan didominasi kelompok milenial.

Terbukti, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, petani di Indonesia masih didominasi oleh generasi X, yaitu yang berumur 41-56 tahun di tahun 2021.

Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS 2021, petani adalah semua orang yang melakukan usaha tani. Mencakup seluruh subsektor, yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, hortikultura, perikanan, peternakan, dan jasa pertanian.


Sedangkan, petani milenial adalah yang berdasarkan kategori umur (generasi) kelahiran tahun 1981-1996.

Tercatat, ada 3,95 juta petani di Indonesia yang merupakan bagian dari kelompok milenial.

Berikut sebaran petani di Indonesia berdasarkan Sarkenas BPS 2021:

Generasi X (41-56 tahun) : 38,02%
Generasi Baby Boomer (57-75 tahun): 34,41%
Generasi Y/ Milenial (25-40 tahun): 21,92%
Generasi Pre-Boomer (76+ tahun): 3,38%
Generasi Z (9-24 tahun): 2,24%
Post Generasi Z (1-8 tahun): 0,02%.

Umur dalam survei tersebut adalah per tahun 2021.

"Petani generasi milenial dianggap sebagai sumber daya yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan jiwa adaptif dalam pemahaman teknologi digital, sehingga lebih cepat dalam mengikuti teknologi yang selalu berkembang. Serta diharapkan mampu mendongkrak kesejahteraan lapangan usaha pertanian," demikian BPS dalam publikasi terbaru, 'Analisis Isu Terkini, 2022', dikutip Senin (19/12/2022).

"Dengan pertimbangan tersebut, pemerintah mengupayakan pada tahun 2021 terdapat penambahan 1 juta petani milenial setiap tahunnya," BPS menambahkan.

Terkait pendapatan, petani milenial lebih unggul dibandingkan petani yang tidak tergolong milenial (petani nonmilenial), meski selisihnya sedikit.

Berdasarkan Sakernas 2021, BPS menemukan, rata-rata pendapatan yang diterima petani milenial per bulan sebesar Rp1,4 juta, atau sekitar 110 ribu lebih tinggi dibandingkan pendapatan petani nonmilenial.

"Regenerasi petani di Indonesia sangat diperlukan. Dapat ditempuh dengan meningkatkan SDM (sumber daya manusia) petani berusia muda yang lebih adaptif terhadap perubahan teknologi," jelas BPS.

Survei tersebut menemukan, status pendidikan terakhir SMA dan Perguruan Tinggi, penggunaan komputer (PC sampai PDA), dan telepon genggam pintar (smartphone) berperan meningkatkan rata-rata pendapatan petani. Di mana, smartphone adalah faktor berpengaruh terbesar.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Perluas Ekspor Baja, Manfaatkan Peluang dari BRICS