Warga RI Harap Sabar, Harga Beras Naik Tapi Bukan Termahal

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
16 December 2022 16:15
Pedagang menakar beras literan di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, 1/11. Ekonomi Indonesia mengalami deflasi pada Oktober 2022 sekaligus angka inflasi menurun secara tahunan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat untuk memaklumi jika ada kenaikan pada harga beras. Apalagi, imbuh dia, kenaikan harga terjadi di saat biaya produksi pertanian memang sedang naik.

Panel Harga Badan Pangan Nasional mencatat, harga rata-rata nasional beras premium hari ini naik Rp30 jadi Rp12.950 per kg dan beras medium naik Rp40 jadi Rp11.390 per kg.

Harga tertinggi beras premium terjadi di Kalimantan Selatan, yaitu Rp16.910 per kg dan terendah di Nusa Tenggara Barat (NTB) Rp11.290 per kg.

Harga tertinggi beras medium dilaporkan terjadi di Sumatra Barat dengan Rp13.520 per kg dan terendah di Sulawesi Selatan yaitu Rp10.070 per kg.

"Kalau harga (beras) naik, sekali-sekali lah kasih petani uang. Wajar saja harga naik sedikit, tapi jangan yang dapat keuntungan malah pedagang, terus petani nggak dapet," kata Syahrul saat diskusi bersama INDEF di Jakarta, Jumat (16/12/2022).

Ia menuturkan, petani akan mendapatkan uang dari kenaikan harga beras, yang nantinya uang tersebut bisa dipakai untuk menyekolahkan anak-anaknya, lalu kemudian memutar roda perekonomian nasional.

"Kalau harga beras naik dari Rp 2 ribu atau Rp 3 ribu, petani dapat uang. Dia sekolahkan anaknya, dia belikan baju. Lalu tukang jahit dapat orderan jahitan. Penjahit putar lagi, kasih anaknya makan. Berputar ekonomi," terangnya.

Dia menambahkan, kenaikan harga beras di Indonesia masih belum ada apa-apanya ketimbang negara lain di Asia Tenggara. Syahrul menyebut, berdasarkan data yang dihimpunnya, Indonesia berada di posisi ke dua dengan harga beras termurah, hanya kalah dari Vietnam.

"Jadi harga paling rendah itu cuma Vietnam di bawah Indonesia. Yang lain harganya di atas Indonesia, Singapura Rp 26 ribu, Timor Leste Rp 22 ribu, Thailand Rp 17 ribu, Laos dan Malaysia Rp 13 ribu," ungkapnya.

Sementara harga beras di Indonesia, berdasarkan data miliknya hanya berada di Rp 12.380 per kilogram. Sedangkan harga beras di Vietnam adalah Rp 11.492 per kilogram.

Adapun penyebab dari kenaikan harga beras tersebut, menurut Syahrul adalah karena Indonesia merupakan negara yang besar dan kepulauan, sehingga faktor distribusi dengan transportasi pun sering menjadi penyebab dari kenaikan harga tersebut.

"Kita punya negara ini terlalu besar, sesudah itu bermasalah dengan transportasi, karena kita negara kepulauan," tuturnya.

Selain itu, persoalan lainnya adalah karena Indonesia masih belum mempunyai fasilitas gudang yang memadai untuk menyimpan hasil produksi pangan, sehingga negara ini tidak bisa menyimpan hasil pangan pada saat masa penyortiran atau sorted.

"Harusnya, pada saat panen negara beli (ke petani dalam negeri) melalui instrumen negara lalu disimpan. Jangan beli pada masa shorted, ya harganya naik. Karena pertanian ada waktunya, Oktober, November, Desember itu waktu tanam, kalau begitu dia tidak menghasilkan," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mentan Sebut Bank Dunia Salah, Tapi Harga Beras RI Naik Terus

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular