Sri Mulyani Bilang Ada 'Masalah Baik' Hampiri RI, Apa Itu?

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
16 December 2022 06:35
Kunjungan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Area reklamasi ini merupakan kawasan endapan tailing--pasir sisa tambah, yaitu batuan alamiah yang halus setelah mineral berharga diambil dalam proses pengolahan tambang. (Instagram @smindrawati)
Foto: Kunjungan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Area reklamasi ini merupakan kawasan endapan tailing--pasir sisa tambah, yaitu batuan alamiah yang halus setelah mineral berharga diambil dalam proses pengolahan tambang. (Instagram @smindrawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia menghadapi masalah baik di masa transisi energi saat ini. Masalah baik ini, menurutnya, karena Indonesia memiliki kemampuan dalam melakukan transisi tersebut meskipun tantangannya cukup besar.

"Tentang infrastruktur listrik, sekarang kita tidak hanya membahas tentang pembangkit listrik karena sekarang kita punya banyak sekali daya listrik, tapi sekarang diskusinya tentang energi yang lebih ramah lingkungan, jadi ini merupakan permasalahan yang baik," ujarnya dalam acara peluncuran 'Indonesia Economic Prospect - December 2022 edition, Trade for Growth and Economic Transformation' di Jakarta, Kamis (15/12/2022).

Sedangkan, menurutnya, hal ini menjadi masalah buruk bagi negara lain yang tidak memiliki kemampuan dan tidak punya modal.

"Saya di ruangan ini selalu meluncurkan laporan Bank Dunia, saya mengatakan Indonesia menghadapi masalah, perbedaannya adalah kami di sini Indonesia menghadapi permasalahan yang baik, sementara negara lain mereka menghadapi permasalahan buruk, tidak ada uang, tidak tahu harus bagaimana, tidak ada keamanan. Jadi dalam hal ini kita harus berusaha sebaik mungkin. Situasi kita itu bukan berarti kita tidak berhadapan dengan masalah tersebut," tambahnya.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan pemerintah berupaya mengembangkan industri manufaktur Indonesia dengan membangun infrastruktur dan konektivitas, salah satunya dengan membangun pemerataan listrik.

"Harus ada infrastruktur, tanpa infrastruktur manufaktur tidak akan datang karena misalnya tempat itu kurang air, listrik, jalan, pelabuhan ataupun konektivitas. Itulah mengapa Indonesia melakukan investasi secara berkelanjutan dalam konektivitas dan infrastruktur dan ini memberikan kita jalur keluar ketika mengalami pandemi," jelasnya.




(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pandemic Fund Cair! 37 Negara, 19 Proyek Dapat Dana Rp5,07 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular