Raja Salman Untung Gede, Belanja Turis ke Saudi Meroket

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 14/12/2022 21:05 WIB
Foto: Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz (kanan), menteri pertahanan Saudi dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman (kiri) dan Wakil Putra Mahkota dan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Muhammad bin Nayef (Tengah) menghadiri upacara pembukaan Dewan Syura baru di Riyadh, Arab Saudi pada 14 Desember 2016. (Photo by Bandar Algaloud / Saudi Royal Council / Handout/Anadolu Agency/Getty Images))

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengeluaran turis ke Arab Saudi meningkat 575,4% pada kuartal kedua tahun 2022. Hal ini terjadi saat negara itu sedang melakukan transformasi besar-besaran dalam industri pariwisata.

Sekitar 3,6 juta pengunjung melakukan perjalanan ke Kerajaan dalam tiga bulan hingga akhir Juni. Sementara jumlah wisatawan domestik di Saudi juga naik 42,3% mencapai 21,4 juta.

"Pengeluaran turis naik 570% pada kuartal kedua menjadi US$ 4,18 miliar (Rp 65 triliun) sementara pengeluaran turis domestik meningkat 31,5% menjadi US$ 22,7 miliar (Rp 353 triliun) selama periode yang sama," tulis Buletin bulanan MISA yang dikutip Arab News, Rabu (14/12/2022).


Strategi Pariwisata Nasional Arab Saudi berencana menarik 100 juta wisatawan pada akhir dekade ini, sejalan dengan tujuan yang digariskan dalam Visi 2030.

Strategi ini juga bertujuan agar sektor pariwisata berkontribusi 10% terhadap produk domestik bruto Kerajaan secara keseluruhan karena keinginan Arab Saudi mendiversifikasi ekonominya yang telah bergantung pada minyak selama beberapa dekade.

Pada bulan November, selama KTT Global Dewan Perjalanan dan Pariwisata (WTCC), Menteri Pariwisata Saudi Ahmed Al-Khateeb mengatakan Kerajaan menawarkan peluang investasi senilai US$ 6 triliun di sektor perjalanan dan pariwisata hingga tahun 2030.

"Arab Saudi berkembang baik sebagai tujuan yang berkembang pesat maupun sebagai mitra global yang mendorong perubahan di sektor perjalanan dan pariwisata," paparnya.

Senada, Menteri Investasi Saudi Khalid Al-Falih mencatat bahwa kementerian dan Dana Investasi Publik mendukung sektor pariwisata di Kerajaan, untuk mempercepat strategi diversifikasi ekonomi.

Dalam program ini, Riyadh juga telah mengembangkan beberapa proyek sebagai bagian dari strategi pariwisatanya. Salah satu yang paling terkenal adalah NEOM, megacity masa depan senilai US$ 500 miliar, yang akan menampilkan cagar alam, terumbu karang, dan situs warisan di beberapa pulau di sepanjang Laut Merah, dan Qiddiya. 

Saat berbicara di WTTC Summit, CEO NEOM Nadhmi Al-Nasr mengatakan bahwa megacity memiliki semua keuntungan geografis untuk muncul sebagai pusat pariwisata global.

"Kami hanya dua jam dari Eropa. Percaya atau tidak, kita melihat Afrika dalam jarak bermil-mil. Kami adalah koneksi dari tiga benua, "katanya.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Intip Kolaborasi Kemenpar Atasi "Gangguan" Industri Pariwisata