Mohon Maaf Pak Jokowi, Nikel Aja Gak Cukup Bikin RI Jadi Raja

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia tak pelak memiliki cita-cita menjadi "raja" baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) dunia.
Pasalnya, nikel merupakan salah satu komponen utama pembuatan baterai kendaraan listrik.
Namun demikian, memiliki nikel saja dinilai masih kurang cukup untuk membuat Indonesia menjadi "raja" baterai kendaraan listrik dunia.
Dewan Penasihat Asosiasi Profesi Metalurgi Indonesia (Prometindo) Arif S. Tiammar mengungkapkan, dibutuhkan komponen lain untuk pembuatan baterai EV, seperti cobalt, aluminium, lithium, dan sebagainya.
Oleh karena itu, Arif pun mengungkapkan Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada komoditas nikel untuk bisa mencapai impian menjadi "raja" baterai kendaraan listrik.
Berdasarkan perhitungannya, menurutnya nikel hanya berperan sebanyak 25% dalam pembuatan komponen baterai kendaraan listrik. Adapun komponen lain yang paling dominan untuk membuat baterai EV adalah lithium, yakni berperan sebesar 60%.
"Dulu nikel yang dominan, tapi kini, minggu lalu saya hitung justru bukan nikel, nikel itu posisinya hanya 25%, cobalt, aluminium, lainnya hanya sedikit. Hari ini justru yang dominan itu adalah lithium bahkan sampai 60% cost dari katoda," ungkapnya dalam program Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Rabu (14/12/2022).
Untuk itu, Arif menilai "harta karun" nikel yang dimiliki Indonesia bukanlah segalanya untuk mencapai cita-cita sebagai "raja". Arif menyebutkan, terdapat 13 komponen lainnya untuk menciptakan industri baterai kendaraan listrik yang berkelanjutan.
"Jadi cerita tentang raja baterai dunia dan kita memiliki nikel, mohon maaf kalau saya ungkap di sini bahwa nikel bukanlah segala-galanya. Masih ada 13 komponen lain untuk menciptakan industri baterai berkelanjutan," tegasnya.
Untuk itu, Arif menyarankan agar diciptakannya ekosistem baterai kendaraan listrik yang terintegrasi bagi pemerintah dan pelaku industri. Hal tersebut diharapkan mempermudah tantangan yang dihadapi dalam mencapai impian sebagai "raja" baterai kendaraan listrik.
"Oleh karena itu, tantangan selanjutnya yang dilakukan adalah bagaimana kita dengan bantuan dengan pemerintah sebagai regulator dan kami sebagai praktisi. Alangkah eloknya jika tercipta ekosistem baterai nasional yang terintegrasi," tandasnya.
Seperti diketahui, Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat pada awal 2022 ini bahwa berdasarkan penyelidikan umum di Lumpur Lapindo, Sidoarjo ditemukan adanya mineral kritis dengan kadar yang cukup tinggi yaitu lithium dan stronsium.
Dijelaskan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM, bahwa lithium menjadi salah satu mineral langka yang berguna untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Sementara stronsium untuk bahan baku industri elektronik.
Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto menyampaikan, terkait adanya potensi "harta karun" super langka itu, Badan Geologi sudah melakukan penyelidikan pendahuluan pada tahun 2020 di daerah bagian selatan Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Di tahun 2022 ini kita tidak lanjuti dengan melakukan penyelidikan pendahuluan di daerah sisi utara Lumpur Lapindo, Sidoarjo," ungkap Hariyanto.
Nah, saat ini temuan lithium dan stronsium yang ada di Lumpur Lapindo itu sedang dilakukan pengujian ekstraksi oleh mitra di Kementerian ESDM tepatnya di balai besar pengujian mineral dan batu bara atau Tekmira. Tak hanya itu, ada juga kerjasama dalam hal pengujian dan eksplorasi serta ekstraksi atas lithium dan stronsium tersebut.
Dari catatannya Badan Geologi, kandungan lithium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo itu kadarnya mencapai 99-280 ppm sementara untuk stronsium kadarnya mencapai 255-650 ppm.
"Nah ini terus kami update datanya karena untuk tahun 2022 masih dalam analisis di laboratorium kami," ungkap Hariyanto.
Seperti yang diketahui, bahwa saat ini Indonesia sedang gencar mengembangkan baterai kendaraan listrik. Di Indonesia sendiri, bahan baku pengembangan baterai listrik tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan nikel dan juga mineral logam tanah jarang (LTJ).
[Gambas:Video CNBC]
Catet Ya, RI Siap Pasok Baterai untuk 3 Juta Mobil Listrik!
(wia)