Heboh Isu 'Cuci Gudang' Pabrik Jabodetabek, Ini Faktanya

Martya Rizky, CNBC Indonesia
Selasa, 13/12/2022 20:31 WIB
Foto: Getty Images/Jeremy Horner

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja membantah adanya gelombang relokasi pabrik dari wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Hingga saat ini, kata dia, khususnya di industri tekstil, belum ada laporan mengenai rencana relokasi pabrik ke wilayah yang upah minimumnya lebih rendah.

Seperti diketahui, muncul perbincangan mengenai gelombang relokasi pabrik di tengah kenaikan upah minimum tahun 2023, khususnya wilayah Jabodetabek yang menetapkan upah menjadi tertinggi jika dilihat secara nasional.

"Untuk industri tekstil, relokasi pabrik belum terlihat pada saat ini," kata Jemmy Kartiwa kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/12/2022).


Adapun isu relokasi pabrik tersebut, lanjut dia, itu terjadi pada waktu yang lalu, bukan akhir-akhir ini.

"Isu relokasi itu dahulu, bukan sekarang," lanjutnya.

Lebih lanjut, Jemmy menjelaskan, relokasi pabrik kemungkinan belum bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Sebab, utilisasi di kota atau kabupaten yang upah minimum kota/kabupaten (UMK)-nya rendah itu masih di kisaran 50%.

Jika utilisasi di daerah yang UMK-nya rendah tersebut sudah pulih ke angka normal, imbuh dia, bukan tak mungkin terjadi ekspansi industri ke wilayah tersebut.

"Bilamana utilisasi sudah pulih ke angka normal, baru ekspansi bisa terjadi. Ekspansi itu membuka cabang," ujarnya.

"Pada saat ini sih belum ada anggota kami yang (melakukan) relokasi," tambah Jemmy

Di sisi lain, ia tidak membantah adanya gelombang merumahkan karyawan di sektorĀ tekstil dan produk tekstil (TPT) hingga saat ini masih terus terjadi. Efek domino dari berkurangnya permintaan ekspor maupun dalam negeri.

"Perumahan karyawan di sektor TPT masih terjadi," pungkas Jemmy.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ini Dia Sumber Uang hingga Target Bisnis Koperasi Merah Putih