Lonceng Kematian Pabrik Tekstil RI, Pangkas 100.000 Orang

News - Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
03 December 2022 17:50
Suasana sepi pabrik garmen PT. Fotexco Busana International, Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2022). (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV) Foto: Suasana sepi pabrik garmen PT. Fotexco Busana International, Gn. Putri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2022). (Tangkapan layar CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus berlanjut. Industri padat karya di dalam negeri, termasuk tekstil dan produk tekstil (TPT) saat ini jadi korban krisis yang melanda dunia.

Inflasi tinggi di negara-negara tujuan ekspor memicu penurunan dan pembatasan order ke pabrik-pabrik TPT di Tanah Air.

Akibatnya, terjadi penurunan kapasitas produksi. Hingga menyebabkan efisiensi karyawan, dengan merumahkan bahkan PHK.

"Perumahan karyawan masih terus terjadi," kata Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (3/12/2022).

"Pengurangan karyawan sudah di atas 100 ribu. Ada yang dirumahkan, dikurangi jam kerja, pemutusan kontrak, hingga PHK," tambahnya.

Kondisi itu, ujarnya, terjadi di industri tekstil dari hulu ke hilir.

"(Lokasinya) Jawa Barat dan Jawa Tengah," kata Redma.

Gejala merumahkan karyawan ini sudah berlangsung sejak bulan lalu. Redma mengatakan, kapasitas produksi pabrik TPT terus turun bahkan sampai 50% dan dikhawatirkan berlanjut sampai tahun 2023.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

PHK Massal Diramal Berlanjut, di Sini Sudah Korban 19.000-an


(dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading