
Ini Bocoran Soal Kabar Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat jenderal Perkeretaapian memastikan tidak ada penyesuaian tarif Kereta Rel Listrik Jabodetabek hingga akhir tahun. Sampai saat ini masih dikaji ulang.
Plt Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir mengenai penyesuaian tarif KRL. Sebab sampai saat ini pihaknya masih mengkaji ulang besaran tarif yang sesuai, supaya tidak memberatkan masyarakat dan tidak membebankan anggaran Public Service Obligation (PSO).
"Semoga tahun depan akan ada kabar baik mengenai tarif KLR ini," kata Risal dalam keterangannya, Selasa (13/12/2022).
Risal menjelaskan kajian tentang penetapan tarif tersebut memang memperhatikan tingkat kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membayar tarif KRL, sekaligus menimbang beban operasional KRL dan kebutuhan subsidi Public Service Obligation (PSO) yang akan dianggarkan.
"Peningkatan tarif operasional KRL Jabodetabek selalu dan pasti terjadi setiap tahunnya, sehingga membuat beban PSO terus meningkat untuk menstabilkan tarif KRL ini," urai Risal.
Risal memaparkan, peningkatan tarif operasional KRL Jabodetabek selalu terjadi akibat inflasi yang menyebabkan terjadinya peningkatan komponen-komponen biaya yang dibutuhkan.
Hal ini menyebabkan subsidi PSO terus bertambah dan menjadi kontraproduktif terhadap upaya pembangunan yang masih terus berlangsung. Menurut Risal, besaran anggaran yang dialokasikan ini akan lebih produktif jika disalurkan untuk pembangunan prasarana dan peningkatan pelayanan perkeretaapian di seluruh Indonesia.
Dia juga melihat tarif KRL saat ini sudah tidak lagi relevan karena ini berdasarkan hitungan dari 2015 lalu.
"tarif KRL hari ini adalah hasil hitung-hitungan pada tahun 2015, tentu sudah tidak relevan dengan hitungan hari ini. Namun kami memahami bahwa ekonomi masyarakat sangat terdampak dengan adanya pandemi, sehingga kajian lebih lanjut masih kami lakukan untuk menimbang penyesuaian tarif ini," kata Risal.
Lantas saat ditemui di Kompleks Parlemen pada Selasa (13/12/2022) Risal juga masih belum mau memastikan kapan penyesuaian tarif KRL dilakukan.
"Pokoknya kita kaji kita kabari dalam waktu dekat pokoknya saya kabari dalam waktu dekat," kata Risal.
Tarifnya Jadi Rp 5.000?
Dalam sebuah diskusi sebelumnya medio Januari 2022 ini, Kemenhub pernah melontarkan rencana penyesuaian tarif KRL pada tahun ini. Namun rencana itu belum juga direalisasikan.
Adapun tarif KRL diusulkan naik menjadi Rp 5.000 di 25 km pertama, saat ini tarif yang dipatok adalah Rp 3.000. Usulan itu diucapkan Pelaksana Tugas Kepala Sub Direktorat Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Arif Anwar.
"Kita akan usulkan penyesuaian tarif kurang lebih Rp 2.000 pada 25 km pertama. Jadi kalau yang semula sebesar Rp 3.000 untuk 25 km, ini jadi Rp 5.000," kata Arif dalam sebuah diskusi, Rabu (12/1/2022).
Mengutip dokumen yang dipaparkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, rencana kenaikan tarif KRL akan diberlakukan pada 1 April 2022 mendatang.
Arif mengemukakan, rencana kenaikan tarif KRL ditentukan dengan survei ability to pay-willingness to pay (ATP/WTP) yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat.
Survei tersebut dilakukan untuk melihat kemampuan dan keinginan membayar untuk ongkos KRL. Khusus di Jabodetabek, rata-rata ATP sebesar Rp 8.486 untuk ongkos KRL Sementara untuk WTP pada KRL sebesar Rp 4.625.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maju Mundur Tiket KRL 'Premium' Berlaku, Jadi Nggak?