Minyak Anjlok, Harga BBM Bakal Ikut Turun? Ini Kata Pertamina

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
12 December 2022 19:35
Harga terbaru pertamax dan shell. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kini menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Harga minyak mentah dunia per hari ini, Senin (12/12/2022) tercatat berada pada level US$ 70-an per barel.

Melansir data Revinitiv, pada pukul 06.30 WIB Senin (12/12/2022), harga minyak Brent tercatat US$ 77,11 per barel, naik 1,33%, sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) US$ 71,92 per barel.

Lantas apakah penurunan harga minyak mentah dunia ini akan diikuti oleh turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri?

Menanggapi hal itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan bahwa penentuan harga jual BBM tidak ditentukan hanya oleh harga minyak mentah.

Dia menyebut, terdapat hal lain yang turut menjadi pertimbangan penentuan harga BBM, seperti publikasi MOPS (Mean of Platts Sinagpore), kurs dolar, dan lain sebagainya.

"Penentuan harga jual BBM ditentukan tidak hanya faktor harga minyak mentah, namun juga dari publikasi MOPS, kurs dolar, dan lain-lain," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (12/12/2022).

Oleh karena itu, Irto mengungkapkan bahwa penentuan harga harus berdasarkan beberapa faktor yang telah disampaikan tersebut. Namun demikian, dia menyebutkan tetap ada kemungkinan penyesuaian harga BBM ke depannya.

"Kemungkinan penyesuaian harga tetap ada dengan mempertimbangkan hal tersebut," ujarnya.

Irto menambahkan, mengenai penentuan harga BBM bersubsidi maupun penugasan, seperti Solar subsidi dan Pertalite, itu merupakan kewenangan regulator atau pemerintah. Pihaknya pun akan menunggu kepastian dari regulator sebagai penentu harga BBM bersubsidi.

"Sementara penentuan harga BBM subsidi adalah kewenangan regulator," pungkasnya.

Seperti diketahui, pada 1 Desember 2022 lalu badan usaha penyalur BBM, baik Pertamina maupun swasta, seperti Shell, BP-AKR, dan Vivo telah menaikkan harga BBM di SPBU.

Harga BBM non subsidi Pertamina misalnya, harga Pertamax Turbo naik menjadi Rp 15.200 per liter dari sebelumnya Rp 14.300 per liter. Lalu, harga BBM jenis Dexlite naik menjadi Rp 18.300 per liter dari sebelumya Rp 18.000 per liter dan untuk BBM Pertamax Dex menjadi Rp 18.800 per liter dari sebelumnya Rp 18.550 per liter.

Sementara harga Pertamax masih dibanderol Rp 13.900 per liter, tidak berubah dari November 2022. Begitu juga dengan harga BBM Pertalite masih dibanderol Rp 10.000 per liter dan Solar subsidi Rp 6.800 per liter.

Tak cuma Pertamina, BP Indonesia juga mengerek harga BBM yang di jual di Jabodetabek dan Jawa Timur. Contohnya BBM jenis BP 90 menjadi Rp 14.050 per liter dan BBM BP 95 menjadi Rp 14.700 per liter dari sebelumnya Rp 14.190 per liter (Jawa Timur).

Sementara itu harga BBM Shell Indonesia yang juga naik. Untuk BBM jenis Super naik menjadi Rp 14.180 per liter dari sebelumnya Rp 13.550 per liter

Perlu diketahui, pelemahan minyak mentah di level US$ 70-an per barel itu terjadi lantaran kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi global akan memangkas permintaan bahan bakar, meskipun terjadi penutupan pipa minyak mentah Kanada - AS.

Ancaman seputar tingginya inflasi, kenaikan suku bunga yang agresif, hingga perang dapat menyeret ekonomi global ke jurang resesi.

Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia bahkan diramal akan jatuh ke jurang resesi dengan probabilitas lebih dari 60%.

Isu perlambatan ekonomi bahkan ancaman resesi membuat pelaku pasar khawatir terhadap prospek permintaan minyak yang bakal menurun, karena si emas hitam menjadi input penting dalam aktivitas ekonomi.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minyak Mentah Melesat, Siap-Siap Harga BBM Non Subsidi Naik Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular