Jaga Inflasi RI: Saatnya Semua Mata Tertuju Pada Beras!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
12 December 2022 19:00
Pekerja mengangkut beras BULOG di gudang BULOG Divre DKI Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (9/1/2018). BULOG telah menggelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk kepentingan operasi pasar kurang lebih sebanyak 30.000 ton, yang tersebar di 198 titik di 26 divisi regional seluruh Indonesia, dan operasi pasar ini akan dilaksanakan sampai dengan 31 Maret 2018.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) waspadai tekanan inflasi tanah air masih akan disumbang pangan. Sejumlah pasokan komoditas pangan, terutama beras diharapkan terjaga.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, dalam beberapa waktu terakhir, inflasi disumbang karena komoditas beras yang melambung.

Oleh karena itu, pasokan atau ketersediaan beras diharapkan bisa dapat memenuhi seluruh masyarakat di Indonesia.

"Kami mengajak seluruh rekan-rekan dari BI termasuk elemen daerah beserta jajaran, pelaku usaha, petani, untuk memonitoring perkembangan produksi (beras) dari hulu ke hilir," jelas Dody dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Regional Kalimantan, Senin (12/12/2022).

Dody bilang, beras merupakan sumber bahan pangan pokok di Indonesia. Sehingga, jika terjadi gejolak harga beras karena ketersediaan beras yang tidak memadai memberikan sinyal bahaya untuk perekonomian di tanah air.

"Beras memiliki kompleksitas, tantangan yang tidak mudah. Oleh karena itu koordinasi dan sinergi agar kebijakan yang dihasilkan pemerintah, baik dalam subsidi dan insentif lainnya tepat sasaran," jelas Dody.

Selain itu, Dody juga menyoroti pentingnya pasokan beras di Kalimantan Selatan, mengingat Kalimantan Selatan merupakan provinsi yang akan diandalkan dan digadang-gadang untuk menyediakan suplai bahan pangan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur nantinya.

"Penguatan dan pengendalian inflasi khususnya beras perlu ditempuh dalam dimensi luas dalam jangka pendek dan panjang," kata Dody lagi.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga Gabah Kering Panen (GKP), Gabah Kering Giling (GKG), dan beras medium terus meningkat sejak bulan Juli 2022 hingga saat ini.

Tercatat, Berasa Medium harga rata-rata nasional tingkat konsumen pada bulan Juli 2022 yang semula Rp 10.777/kg mengalami kenaikan 5,34% menjadi Rp 11.352/kg per 11 Desember 2022.

Begitu juga dengan harga telur ayam ras cenderung mengalami kenaikan menjelang hari besar keagamaan dan nasional (HBKN), pada Oktober 2022 harga rata-rata Rp 27.179/kg naik 9,86% menjadi Rp 29.718/kg per 11 Desember 2022.

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa menjelaskan, saat ini harga beras medium masih dalam harga eceran tertinggi.

Oleh sebab itu, diharapkan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) harus dilakukan segera. "KPSH harus dilakukan secepatnya, mohon juga dipajang di spanduk dan sebagainya," jelas Astawa dalam kesempatan yang sama.

Astawa mengungkapkan, pihaknya telah berupaya dalam menjaga pasokan beras. Salah satunya yakni dengan melakukan mobilisasi beras dari daerah surplus ke daerah defisit.

Selama minggu pertama Desember 2022, Bapanas sudah menyalurkan beras dari wilayah surplus ke wilayah yang defisit sebanyak 384,36 kg. Distribusi ini tak hanya berlaku untuk komoditas beras, namun juga komoditas pangan lainnya.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Main-main dengan Inflasi, Masalah Perut Orang Banyak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular