
Ada Target NZE, Industri Minyak RI Ternyata Belum 'Kiamat'!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia menargetkan mencapai netral karbon atau Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Meski pada saat itu energi fosil semakin berkurang, namun bukan berarti tidak diperlukan sama sekali. Energi minyak dan gas bumi juga masih akan tetap dibutuhkan dan masih jauh dari "kiamat".
Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng mengatakan, berdasarkan proyeksi Dewan Energi Nasional (DEN), pada 2050 secara persentase kontribusi energi minyak terhadap kebutuhan energi nasional memang akan menurun. Kontribusi minyak dari total energi nasional pada 2050 diperkirakan turun menjadi 20% dari saat ini sebesar 32%.
Meski demikian, dari sisi volume, kontribusi minyak ini akan meningkat pada 2050 mendatang.
Kontribusi minyak pada 2050 diperkirakan sebesar 20% dari total kebutuhan energi sebesar 1.000 juta ton ekuivalen minyak. Artinya, kebutuhan minyak pada 2050 diperkirakan masih sekitar 200 juta ton ekuivalen minyak. Kontribusi minyak pada 2050 ini jauh lebih tinggi dari saat ini sekitar 67,2 juta ton setara minyak.
Bahkan, jumlah kontribusi energi dari minyak pada 2050 ini tidak jauh berbeda dari total kebutuhan energi nasional saat ini sebesar 210 juta ton ekuivalen minyak. Sementara dari sisi kontribusi gas diperkirakan akan meningkat menjadi 24% pada 2050 mendatang.
"Jadi minyaknya saja di tahun 2050 nanti itu kan sama dengan angka total energi sekarang kurang lebih," ucapnya pada program Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (12/12/2022).
Dengan masih besarnya kebutuhan minyak pada 2050 mendatang, maka menurutnya eksplorasi minyak dan gas bumi di dalam negeri harus tetap dilanjutkan.
"Itu artinya, untuk pemenuhan energi nasional tidak ada cara lain selain eksplorasi yang masif dan agresif," ucapnya.
Muharram mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi. Salah satu upaya eksplorasi migas yang dilakukan pihaknya yaitu melakukan survei potensi hidrokarbon.
"Pada tahun 2022 ini kita melakukan banyak sekali kegiatan eksplorasi, salah satunya adalah terkait dengan upaya kita untuk mengetahui potensi eksplorasi di Indonesia melalui survei-survei yang kita lakukan," ungkapnya.
Selain melakukan survei, pihaknya juga aktif melakukan pengeboran sumur eksplorasi guna membuktikan potensi hidrokarbon yang diprediksi itu benar adanya atau tidak.
Dia menyebut, selama 2022 ini pihaknya telah membor 15 sumur eksplorasi, di mana 10 sumur di antaranya sudah terbukti menghasilkan hidrokabron.
"Kita juga sedang melakukan pemboran sumur lagi yang sudah berlangsung. Kita berharap lima sumur itu bisa memberikan hasil yang signifikan," ucapnya.
Dia menyebut, PHE telah menemukan sumber daya sebesar 283 juta barel setara minyak (Barrel Oil Equivalent/ BOE).
Untuk diketahui, PT Pertamina (Persero) kini merupakan tulang punggung minyak dan gas bumi nasional. Pasalnya, 67% produksi minyak nasional dan 32% produksi gas nasional kini berasal dari perusahaan pelat merah ini.
Kondisi ini terutama terjadi sejak Pertamina mengambil alih salah satu blok minyak dan gas bumi tertua, yakni Blok Rokan di Riau, dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) sejak 9 Agustus 2021 lalu.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro memaparkan target produksi migas perusahaan tahun ini dipatok sebesar 854 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), terdiri dari produksi minyak sebesar 446 ribu barel per hari (bph) dan produksi gas sebesar 2.363 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Saat ini kontribusi produksi PHE adalah 67% dari produksi minyak nasional dan 32% dari produksi gas nasional. Hal ini didukung dari empat regional domestik yang berada di dalam hubungan Sub Holding Upstream," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (9/11/2022).
Wiko mengatakan target produksi migas tersebut meningkat 14,78% dibandingkan capaian 2021 yang hanya 744 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Adapun target-target tersebut didukung dengan adanya peningkatan aktivitas seperti jumlah sumur pengeboran.
Berdasarkan catatan perusahaan, hingga September 2022 capaian produksi minyak Pertamina telah mencapai 418 ribu bph. Sementara untuk realisasi produksi gas sebesar 2.216 MMSCFD.
"Pada akhir Desember produksi migas PHE akan sebesar sebesar 808 ribu BOEPD atau tumbuh 9% dibanding realisasi tahun 2021 sebesar 744 ribu BOEPD," katanya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 2 Strategi Besar PHE Genjot Produksi Minyak & Gas
