
Ini Bukti RI Masih Menikmati 'Pesta Durian Runtuh' Tahun 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Pesta Durian Runtuh' di Indonesia ternyata belum akan berakhir di tahun depan. Pemerintah masih akan menikmati hasil devisa dari ekspor komoditas batu bara yang lumayan besar khususnya dari komoditas batu bara.
Pada tahun depan, permintaan batu bara dari Indonesia dipastikan akan mengalami peningkatan. Buktinya, produksi batu bara dari Indonesia direncanakan akan kembali dikerek lebih tinggi menjadi 690-an juta ton dari yang tahun ini ditargetkan 663 juta ton.
Produksi batu bara Indonesia yang meningkat lantaran adanya permintaan ekspor batu bara yang juga meningkat, baik dari Asia maupun juga Eropa.
Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mencontohkan misalnya, adanya peningkatan permintaan batu bara ke India dan juga China. Di India, ekspor batu bara dari Indonesia akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pembangkitnya yang kapasitasnya sedang digenjot hingga mencapai 50-an Giga Watt (GW) pada tahun 2030.
Kemudian China juga demikian, permintaan batu bara dari Indonesia dipastikan juga akan mengalami peningkatan ke negeri tirai bambu itu. Di mana negara tersebut juga masih menggenjot penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
"Jadi kita melihat dalam beberapa tahun ke depan ini masih ada peluang peningkatan ekspor batu bara Indonesia ke mereka," ungkap Hendra Sinadia kepada CNBC Indonesia dalam Mining Zone, Senin (12/12/2022).
Tak terkecuali kedua negara itu, Hendra juga memprediksi akan adanya peluang peningkatan permintaan dari Eropa. Dalam catatan tidak resmi, kata Hendra, ekspor batu bara ke Eropa pada tahun ini saja mengalami lompatan yang signifikan melebihi 4 juta ton dari tahun tahun sebelumnya yang hanya 500 ribuan ton.
Hanya saja memang, peluang dan tantangan ekspor batu bara ke Eropa lebih kepada kualitas batu bara yang masih sulit dan juga masalah geografis untuk pengiriman batu bara. "Tapi jika dilihat dari ekspor ke Eropa pada tahun ini ada optimisme bahwa kita punya pasar tambahan, meksipun jumlahnya tidak terlalu besar," ungkap Hendra.
Ditanya mengenai target batu bara tahun ini, Hendra hanya menjawab itu menjadi kewenangan pemerintah. Namun kabarnya dalam waktu dekat pemerintah akan mengumumkan adanya peningkatan produksi batu bara Indonesia tahun ini di sekitaran 670 - 690-an juta ton.
"Mungkin di level 670 - 680 juta ton. Dalam 10 tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan, ini kita optimis, mesikupn memang tantangan 2023 adalah cuaca dan curah hujan yang masih cukup tinggi dan kebutuhan alat berat," tandas Hendra.
Tentu, jika produksi batu bara Indonesia naik, dan kegiatan ekspor batu bara meningkat, pesta durian runtuh Indonesia dari komoditas batu bara masih akan berlanjut. Hal ini juga didukung dengan harga batu bara yang masih tinggi.
Tercatat, harga batu bara kontrak Januari di pasar ICE Newcastle ditutup menguat 0,86% ke posisi US$ 382,1 per ton. Kenaikan tersebut semakin mendekatkan harga batu bara pada level psikologis US$ 400 per ton.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketiban 'Durian Runtuh', Eropa Borong Batu Bara RI