
Untung-Rugi Konsesi Kereta Cepat JKT-BDG Tambah Jadi 80 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) meminta perpanjangan konsesi untuk pengelolaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi 80 tahun. Menurut pengamat dampaknya bisa dilihat dari dua sisi.
Pakar Transportasi Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menjelaskan, penambahan waktu konsesi tidak sepenuhnya buruk. Tergantung dari kelayakan bisnis, dalam hal ini jumlah penumpang.
"Kalau konsesinya panjang penumpang (80 tahun) target penumpang tidak terpenuhi, maka itu jadi urusan konsorsium kan. Untung rugi itu tergantung pada bisnisnya nanti," kata Darmaningtyas, kepada CNBC Indonesia, Senin (12/12/2022).
Sedangkan jika waktu konsesinya 50 tahun, ketika penumpangnya tidak sesuai dengan target maka menjadi beban negara. Karena untung rugi bisnisnya tergantung dari banyaknya keterisian kereta.
"50 tahun selesai diserahkan ke negara, tapi penumpangnya nggak sesuai dengan target kan malah jadi beban negara harus terus subsidi," katanya.
Seperti diketahui, untuk target penumpang, KCIC mematok 31 ribu penumpang per hari atas dasar kajian studi dari Polar UI.
Angka keterisian penumpang itu menurun jika dibandingkan dari kajian yang dilakukan sebelumnya oleh LAPI ITB yang mencapai 60 ribu penumpang per hari, dengan alasan adanya dampak pandemi.
Meski begitu, menurut Darmaningtyas, angka 31 ribu penumpang per hari saja sulit untuk dicapai. Terlebih dalam upaya memindahkan penumpang kendaraan pribadi ke kereta cepat.
"Nggak mungkin tercapai itu. Karena bisa dicapai kalau pemerintah tidak membangun tol baru. Jakarta ke Bandung kalau bangun tol baru yang membuat perjalanan naik mobil dari Jakarta ke Bandung bisa 1,5 jam orang milih naik mobil pribadi. Karena bisa point to point. kalau kereta cepat nggak bisa point to point," kata Dharmaningtyas.
Selain itu, dia menjelaskan, dari penambahan konsesi ini juga tidak terlalu berdampak signifikan bagi negara. Karena jika proyek ini diserahkan kepada negara tentunya PT KAI (Persero) yang akan mengelola, sementara saat ini perusahaan BUMN perkeretaapian ini juga menjadi pemegang saham terbesar di konsorsium.
Sementara itu, pemerintah juga saat ini tengah membangun tol Jakarta-Cikampek II Selatan yang digunakan untuk alternatif menuju Kota Bandung yang diklaim bisa lebih cepat. Tol ini ditargetkan tersambung penuh pada 2024 mendatang.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kereta Cepat JKT-BDG Cari Utang Tambahan Rp 16 T ke China