Pabrik Pupuk Mau Mati Gegara Kurang Gas, Ini Kata Pemerintah

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
09 December 2022 17:25
Pupuk Sriwijaya (Dok. Pusri)
Foto: Pupuk Sriwijaya (Dok. Pusri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Dwi Soetjipto akhirnya buka suara perihal terkendalanya pasokan gas untuk pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) I di Lhokseumawe, Aceh.

Hal tersebut merespon adanya isu mengenai pabrik PIM 1 yang berpotensi berhenti beroperasi lantaran kekurangan pasokan gas. Khususnya yang pernah dilontarkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang bilang pabrik pupuk PIM-1 terancam mati kekurangan pasokan gas pada Januari 2023 ini

Menurut Arifin kebutuhan gas untuk pabrik pupuk sebetulnya direncanakan bakal berasal dari proyek LNG Tangguh Train 3. Namun proyek yang dioperasikan oleh perusahaan asal Inggris ini yaitu BP baru beroperasi pada semester 1 tahun depan.

"Kenapa, kok kita gak dikasih tahu tiba-tiba makanya kok kita gak dikasih tahu, kan dulu udah ada pertemuan, bagaimana bisa menyediakan gas untuk Pupuk Iskandar Muda, jadi kan memang suplainya itu sebetulnya kita lagi yang direncanakan dari hasil produksi Tangguh, nah Tangguh itu kan baru semester satu tahun depan," kata Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (9/12/2022).

Sementara itu, beberapa waktu lalu Pabrik pupuk Kaltim 5 mengalami shutdown atau berhenti operasi. Sehingga pasokan gas alam cair atau LNG yang awalnya untuk pabrik tersebut kemudian dialihkan ke PIM 1 sebanyak 2 kargo.

"Jadi ada dua kargo tuh yg dialihkan dari gasnya Kaltim 5 di jadiin LNG ke Iskandar Muda, kan katanya Kaltim waktu itu mau impor dari oman, nah makanya bagaimana impornya jadi apa kagak? Nah sekarang tiba-tiba mau mati, kita gak dikasih tahu. Nah sekarang SKK lagi lihat lagi hitung," kata dia.

Di waktu yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pihaknya memastikan pasokan gas bumi untuk kebutuhan pabrik pupuk pada 2023 bakal terpenuhi. Meskipun saat ini proyek Tangguh Train 3 belum beroperasi.

Hal tersebut terjadi lantaran masih terdapat potensi uncommitted kargo sebanyak 9 kargo. Sementara kebutuhan LNG PIM 1 sendiri hanya 5 kargo. "Kan itu manajemen PIM sendiri yang merencanakan mau impor tapi kan engga berhasil. Tapi di dalam negeri gasnya tersedia kok, engga ada masalah. Engga ada masalah harusnya volumenya," ujar Dwi.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Bisnis Pupuk Indonesia, Jamsaton Nababan juga membenarkan bahwa suplai gas yang seharusnya bisa dipakai untuk Pabrik pada bulan Januari ini belum bisa diperoleh.

Alasannya karena suplai gas dari LNG yang sebelumnya direncakan dipasok dari BP Tangguh tidak bisa terlaksana karena BP Tangguh baru bisa suplai LNG pada April 2026. "Sedangkan gas pipa masih shortage belum bisa memenuhi semua kebutuhan untuk PIM. Kalau mengharapkan suplai gas LNG dari Tangguh, memang jelas tidak bisa terpenuhi semua kebutuhan, sedangkan suplai gas yang ada di sekitar Aceh sangat terbatas," ungkap Jamsaton kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/12/2022).

Oleh karena itu, kata Jamsaton, pihaknya saat ini sedang mengusahakan untuk mencari alternatif sumber LNG baik dari dalam negeri maupun luar negeri. "Kami sedang mencari alternatif," tandas Jamsaton.

Dihubungi terpisah, SVP Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menjelaskan bahwa PIM-1 mempunyai kebutuhan gas sebesar 55 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan telah mendapatkan alokasi dari LNG Tangguh sampai tahun 2024 sebanyak 5 kargo. Hal tersebut sesuai dengan Kepmen ESDM No, 134K/2021.

Meski begitu, ia mengakui bahwa saat ini terdapat kendala pasokan dari LNG Tangguh, namun pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, Kementerian BUMN untuk bisa mendapatkan pengganti alokasi gas tersebut untuk tahun 2023. Baik itu, berupa pengalihan dari sumber gas lain, maupun melalui mekanisme impor gas.

"PIM-1 sendiri, sejak tahun 2012 berhenti beroperasi, namun berkat dukungan Kementerian ESDM, di awal tahun ini berhasil kita lakukan reaktivasi atau dihidupkan kembali," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan kalau nasib PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sedang di ujung tanduk. Hal itu terkait dengan pasokan gas sebagai bahan bakar utama mesin produksi pupuk.

"Mengenai Aceh, yang pasti yang sekarang kita didorong oleh pemerintah memastikan PIM ini tetap produksi dan kami juga masih kesulitan gas terus terang. Ini Januari bisa mati lagi kalau gasnya belum dapat lagi," ujar Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI di ruang rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/12/2022).

Menurut dia, permasalahan yang sedang dihadapi PIM menjadi fokus Kementerian BUMN.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasokan Gas di Jatim Mendadak Melejit, Siapa Bakal Serap?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular