Inflasi Bak Penyakit, Tiap Naik Drastis Kantong Jadi Jebol
Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan bahwa inflasi adalah penyakit yang selalu dihindari. Hal ini karena inflasi dapat mengerus pendapatan masyarakat.
Menurut Destry, jika pendapatan berkurang, maka daya beli masyarakat akan terpukul.
"Inflasi itu adalah penyakit yang selalu kita hindari Kenapa karena inflasi menyebabkan harga naik kalau harga naik, pendapatan kita tidak naik. Akhirnya daya beli dari pendapatan kita akan berkurang dan bayangkan, kalau ini makin naik tinggi sehingga menyebabkan daya beli kita makin berkurang," kata Destry, dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Bali Nusra, Jumat (9/12/2022).
"Yang tadinya kita bisa beli nasi bungkus 1 lengkap lauknya ayam telur dan sebagainya tapi karena inflasi tinggi Kita cuman bisa beli nasi dengan lauknya mungkin telur," lanjutnya.
Destry melihat jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka akhirnya kesejahteraan masyarakat akan berkurang. Jika inflasi ini tidak bisa terkendali, Destry mengatakan instabilitas sosial dapat muncul dan akhirnya bisa merembet ke hal negatif lainnya.
Dia pun menceritakan bagaimana kondisi bulan Juli lalu, ketika inflasi pangan mencapai titik tertinggi, sekitar 12%. Alhasil, Presiden Joko Widodo langsung mengadakan rapat.
"Kita semua diundang saya kebetulan mewakili pak Gubernur yang waktu itu berhalangan hadir. Tapi dari situ arahan bilang jelas kali bahwa kita tidak bisa bermain-main dengan inflasi ini," paparnya.
(haa/haa)