Biodiesel B35 Jalan Tahun Depan, Kok Gak Jadi B40 Pak Jokowi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) minta agar pelaksanaan mandatori program campuran biodiesel 35% atau B35 bisa diterapkan mulai Januari 2023 mendatang.
Nantinya, B35 ini akan menjadi campuran untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar, dengan perbandingan 65% Solar dan 35% biodiesel.
Penerapan B35 ini turun dibandingkan rencana semula yang akan menerapkan campuran biodiesel 40% (B40). Bahkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah melakukan uji jalan (road test) untuk B40 sejak Juli hingga November 2022 lalu.
Lantas, mengapa tiba-tiba yang akan diberlakukan pada tahun depan B35, bukannya B40?
Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana pun membeberkan alasan keputusan penerapan B35, bukannya B40 seperti rencana awal.
Dadan mengakui bahwa pemerintah sudah melakukan uji coba pada B40 dan menunjukkan hasil yang positif, baik dari hasil uji laboratorium maupun uji jalan. Namun, dia menyebutkan penentuan kebijakan B35 sudah melalui pertimbangan yang matang.
"Kita memang melakukan uji coba B40, dan hasilnya positif, baik di uji lab maupun uji jalan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Dadan mengungkapkan, pertimbangan yang telah dikaji oleh pemerintah sehingga akhirnya memutuskan untuk penerapan B35 antara lain meliputi kesiapan suplai bahan baku, kesiapan infrastruktur, maupun antisipasi besaran insentif B35.
"Kebijakan penentuan menjadi B35 tentunya mempertimbangkan hal-hal seperti kesiapan supply, kesiapan infrastruktur dan juga antisipasi besaran insentif biodieselnya," jelasnya.
Dadan pun menyebut pemerintah siap mengimplementasikan B35 pada awal tahun depan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji coba yang tidak terdapat kendala signifikan.
"10 dari 12 kendaraan yang digunakan pada uji jalan tersebut, telah selesai melaksanakan uji jalan dengan hasil tidak terdapat kendala yang signifikan yang selanjutnya akan ditetapkan spesifikasi biodiesel untuk B35," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya pun optimistis implementasi B35 di Indonesia bisa berjalan mulai Januari 2023 mendatang. Hal ini juga menjadi bentuk antisipasi pemerintah atas meningkatnya harga minyak dunia dan juga untuk mengurangi impor Solar.
"Diharapkan program B35 dapat diimplementasikan mulai Januari 2023," ucapnya.
Dengan pelaksanaan B35, maka menurutnya alokasi biodiesel pada 2023 akan naik menjadi 13 juta kilo liter (kl), dari alokasi 2022 sebesar 11,02 juta kl.
Dadan menyebutkan, hal tersebut berdasarkan perhitungan dan pertimbangan pertumbuhan konsumsi BBM Solar dalam negeri.
"Berdasarkan perhitungan dengan mempertimbangkan pertumbuhan konsumsi BBM, alokasi biodiesel untuk program B35 tahun 2023 diperkirakan di kisaran 13 juta kl," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah melakukan uji jalan (road test) B40 oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas dengan melibatkan Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan oleh Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang diajukan oleh Kementerian ESDM Direktorat Jenderal EBTKE.
Formulasi bahan bakar yang digunakan dalam uji jalan B40 adalah B30D10 dengan formula campuran 30% Biodiesel atau B100 dan 10% Diesel Nabati. Adapun yang diuji jenis B40 dengan formula campuran 40% Biodiesel ditambah 60% Solar (B0).
[Gambas:Video CNBC]
Uji Jalan Biodiesel B40 Dilakukan, Ini Efeknya ke Kendaraan
(wia)